Pengganggu Rumah Tangga Kita
Daftar Isi
Pasangan yang terlalu bucin, bahkan sampai pada tahap bucin akut, sering dianggap penting dalam membangun rumah tangga. Mereka bersedia mengorbankan segalanya, termasuk jiwa, raga, dan harta demi kebahagiaan pasangan. Namun, menjadi budak cinta bukanlah satu-satunya prasyarat untuk menjadi suami istri yang baik.
Faktanya tidak sedikit pasangan ketika memasuki sebuah pernikahan menghadapi suatu keadaan di mana mereka mengalami sebuah kekecewaan berat terhadap pasangannya oleh karena ternyata pasangannya itu tidak sesuai dengan apa yang menjadi idaman hatinya ketika mereka berada di dalam masa pacaran atau apa yang disebut dengan dilusi.
Delusi yaitu impian yang tidak sesuai dengan kenyataan. Bila hal tersebut terjadi maka tidak menutup kemungkinan masing-masing pihak akan mengalami putus asa. Dan bila hal tersebut dibiarkan maka keluarga tersebut akan menjadi sebuah neraka di dalam dunia, karena yaitu tadi, konflik yang tidak kunjung usai. Konflik memang bisa menjadi pengganggu dalam rumah tangga. Ia bisa menjadi penghalang hidup bahagia dan bahkan menjadi daya perusak hubungan itu sendiri.
Memang bagaimanapun konflik di dalam kehidupan rumah tangga antara suami dan istri tidak mungkin bisa dihindari. Bahkan di dalam masyarakat kita pun konflik dalam rumah tangga dipandang sebagai hal yang positif dengan menyebutnya ‘bumbu’ di dalam keluarga yang dianggap dapat menyedapkan hubungan suami istri. Tapi tentu menjadi bumbu yang menyedapkan rasa.
Bahkan dari segi positifnya, konflik seperti yang dkatakan oleh Robby Chandra, akan menjelaskan banyak hal yang sebelumnya tertutup rapat dan penuh dengan selubung menjadi terbuka sehingga masing-masing pihak bisa saling mengerti persoalan. Di sinilah konflik menjadi pengganggu.
Betapa seringnya kita terlibat dalam konflik karena salah paham oleh karena persoalan yang belum jelas dan ketika konflik terjadi maka persoalan yang sebenarnya seperti terbungkus akhirnya menjadi jelas dan konflik akhirnya mereda karena akhirnya masing-masing pihak saling mengerti.
Hanya saja untuk mencapai hal tersebut kuncinya terletak pada kemampuan suamu istri untuk membuka komunikasi satu dengan lainnya guna mencari pemecahan masalah. Dengan demikian konflik itu bukan lagi dianggap sebagai monster yang mengancam keutuhan rumah tangga, tetapi sebaliknya konflik justru bisa merangsang suatu hubungan baru yang lebih akrab dan hubungan itu semakin dewasa. Atau kalau dipandang dari sudut Alkitab, dengan konflik suami dan istri akan menyadari bahwa mereka sedang berada dalam proses seperti kata penulis Amsal, “Besi menajamkan besi dan manusia menajamkan sesamanya”
Hanya saja untuk mencapai hal tersebut kuncinya terletak pada kemampuan suamu istri untuk membuka komunikasi satu dengan lainnya guna mencari pemecahan masalah. Dengan demikian konflik itu bukan lagi dianggap sebagai monster yang mengancam keutuhan rumah tangga, tetapi sebaliknya konflik justru bisa merangsang suatu hubungan baru yang lebih akrab dan hubungan itu semakin dewasa. Atau kalau dipandang dari sudut Alkitab, dengan konflik suami dan istri akan menyadari bahwa mereka sedang berada dalam proses seperti kata penulis Amsal, “Besi menajamkan besi dan manusia menajamkan sesamanya”
Memang, seorang pakar konseling Kristen dengan tegas mengatakan bahwa konflik bukan mendatangkan kebaikan bagi keluarga, bahkan sebaliknya. Tentu saja saya tidak meragukan pernyataan tersebut, tetapi hampir dipastikan bahwa di dunai ini tidak ada satupun keluarga yang tidak pernah mengalami konflik. Artinya, bagaimanapun konflik mau tidak mau, suka tidak suka akan hadir di dalam setiap keluarga. Ini yang harus disadari oleh setiap keluarga.
Kaki kita dan kaki pasangan kita masih menginjak bumi, pengaruh masa lalu, dan berbagai faktor telah mempengaruhi setiap pasangan dan hal tersebut mempengaruhi cara bertindak, berpikir dan mengambil keputusan di dalam keluarga juga menjadi faktor pendukung timbulnya konflik. Jelasnya keberbedaan suami dan istri yang dipengaruhi oleh berbagai faktor tadi benar-benar teleh menjadi pemicu datangnya konflik dalam keluarga
Jadi bagaimanapun kita harus menyadari bahwa yang namanya sebuah keluarga tidak akan lepas dari persoalan dan konflik. Itu berita buruknya. Sedangkan berita baiknya adalah bukan berarti dengan datannya konflik keluarga akan mengalami kiamat, tetapi komunikasi bisa menjadi jalan keluar yang menjanjikan bagi penyelesaian konflik tersebut. Sebab bagaimana mungkin sebuah persoalan yang melahirkan sebuah konflik dapat terpecahkan kalau tidak ada komunikasi antara suami dan istri.
Ibarat seekor rubah yang memasuki kebun anggur bila dibiarkan lama-kelamaan akan merusak bunga-bunga anggur dan bahkan buah-buah sehingga tidak dapat dipetik hasilnya. Makanya penulis Kidung Agung menulis, ”Tangkaplah bagi kami rubah-rubah itu, rubah-rubah yang kecil, yang merusak kebun-kebun anggur, kebun-kebun anggur kami yang sedang berbunga!”
Demikian juga bila kebun anggur keluarga kita dibiarkan rubah-rubah merajalela menggerogoti buah-buah cinta di dalam keluarga, maka tentu saja itu akan menjadikan keluarga kehilangan kesempatan menikmati indahnya rumah tangga. Rubah-rubah itu kita bisa artikan konflik-konflik yang terjadi di dalam keluarga yang mau tidak mau akan muncul di dalam keluarga.
Apabila konflik dalam keluarga dibiarkan berlarut-larut atau diabaikan, hal tersebut dapat memunculkan konflik baru. Komunikasi memegang peranan krusial dalam dinamika keluarga. Ketiadaan komunikasi bisa diibaratkan sebagai kehilangan kunci yang dapat membuka pintu dari ruang gelap bernama konflik. Dengan demikian, krisis komunikasi antara suami dan istri dapat menimbulkan berbagai masalah dalam kehidupan rumah tangga.
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang membangun, bukan yang merusak. Ini berarti komunikasi harus tepat guna, atau menggunakan istilah A. G. Lunandi, komunikasi harus mengena. Pernikahan, sesuai dengan firman Tuhan, adalah institusi di mana dua individu yang berbeda bersatu menjadi satu. Pernyataan ini sering terdengar mudah bagi pasangan yang berjanji satu sama lain di depan jemaat dan Tuhan selama upacara pernikahan.
Namun, proses mencapai kesatuan tersebut tidaklah mudah. Banyak kerikil tajam yang dapat melukai setiap pasangan. Kerikil tajam itu antara lain adalah konflik yang timbul dalam keluarga. Jangan izinkan rubah-rubah itu merayap di dalam rumah tangga kita dan perlahan-lahan meruntuhkan keluarga kita.
Posting Komentar
Karena saya percaya pengalaman Anda adalah berharga bagi keluarga lainnya.