Dampak Pilih Kasih dalam Keluarga: Penyebab, Akibat, dan Cara Mengatasinya

Daftar Isi

Pilih Kasih dalam Keluarga: Masalah Kecil yang Bisa Picu Konflik Besar

Pilih kasih—sikap yang sering muncul tanpa disadari, tetapi dampaknya bisa merusak keharmonisan keluarga. Tanpa sadar, orang tua mungkin lebih memperhatikan salah satu anak, memberikan perlakuan khusus, atau bahkan membanding-bandingkan anak-anaknya. Meskipun tidak selalu disengaja, sikap pilih kasih dapat menimbulkan luka emosional, rasa tidak adil, dan persaingan tidak sehat di antara saudara kandung.

Faktanya, penelitian dari Journal of Family Psychology menunjukkan bahwa:

  • 65% anak yang merasa tidak diperlakukan adil mengalami penurunan kepercayaan diri.

  • Pilih kasih orang tua dapat meningkatkan risiko konflik saudara hingga 40%.

  • Dampaknya bisa terbawa hingga dewasa, memengaruhi hubungan sosial dan keluarga mereka di masa depan.

Mengapa pilih kasih sering terjadi tanpa disadari?

  1. Faktor kedekatan emosional – Orang tua mungkin lebih nyaman dengan salah satu anak.

  2. Kesamaan karakter atau minat – Anak yang mirip dengan orang tua sering mendapat perhatian lebih.

  3. Kebutuhan khusus – Misalnya, anak yang sakit atau lebih muda sering diistimewakan.

  4. Pola asuh turun-temurun – Tanpa sadar, orang tua mengulangi kebiasaan dari masa kecilnya sendiri.

Bagaimana mengatasi pilih kasih sebelum merusak hubungan keluarga?
Artikel ini akan membahas:
Tanda-tanda pilih kasih dalam keluarga – Apakah Anda melakukannya tanpa sadar?
Dampak psikologis pada anak yang merasa kurang disayang
Strategi orang tua untuk berlaku adil tanpa mengorbankan kehangatan
Cara memperbaiki hubungan jika pilih kasih sudah terlanjur terjadi

"Keadilan bukan berarti memperlakukan semua anak sama persis, tetapi memastikan setiap anak merasa dicintai dan dipahami."

Dengan kesadaran dan langkah tepat, orang tua bisa menciptakan lingkungan keluarga yang lebih harmonis dan bebas dari luka emosional akibat pilih kasih.

Pilih kasih yang terjadi di dalam keluarga sangat merugikan. Walaupun sikap pilih kasih itu sendiri terkadang muncul begitu saja tanpa disadari oleh pelakunya sendiri, tapi sikap tersebut akan menimbulkan persoalan di dalam kehidupan berkeluarga. Kehidupan keluarga Ishak misalnya yang telah melakukan sikap pilih kasih terhadap anak-anak mereka di mana Ishak sayang terhadap Esau dan Ribka istrinya kasih terhadap Yakub. 

Dalam bagian pertama kita menyaksikan bagaimana Ribka yang mengasihi Yakub mengadakan persekongkolan penipuan untuk acara pemberkatan hak kesulungan yang dilakukan oleh ibu dan anak tersebut. Lalu bagaimana dengan Esau yang mendapatkan kasih saying dari sang bapak yaitu Ishak? Pilih kasih yang dibangun oleh keluarga Ishak menimbulkan persoalan tersendiri khususnya yang dialami oleh Ishak dan Ribka akibat dari ulah sang “anak emas”-nya Ishak yaitu Esau. 

Sangat wajar sebenarnya ketika orang tua memperlakukan putra atau putrinya dengan system pilih kasih ini biasanya memperlakukan ‘anak emas’ itu dengan perlakuan khusus. Apa itu? Indikasinya jelas bahwa Esau ketika sudah dewasa mengambil istri-istrinya dari orang Het. Bisa jadi sanggahan muncul. Bukankah Ishak waktu itu sudah berumur 40 tahun dan sudah dianggap dewasa, sehingga Ishak bisa menentukan jalannya sendiri? Tetapi harus diingat bahwa Ishak sebenarnya punya pengalaman yang sangat baik dari orang tuanya yaitu Abraham ketika mau mencarikan teman hidup Ishak yaitu dari sanak saudaranya. Apakah Ishak lupa dengan pengalaman yang dialaminya sendiri ketika mendapatkan Ribka? 

Tapi tampaknya Ishak telah membiarkan Esau menentukan jalannya sendiri dalam mencari teman hidup. Bisa jadi ketika itu Esau memang menggunakan jalannya sendiri dan menganggab sang ayah selalu menuruti apa yang menjadi kemauannya. Kan seharunya Ishak melarang Esau supaya tidak mengambil perempuan dari orang-orang Het. 

Anda tahu apa akibat dari pembiaran tersebut? Konflik keluarga muncul. Istri-istrinya Esau itu telah menimbulkan persoalan tersendiri baik bagi Ishak maupun bagi Ribka seperti dijelaskan dalam Kejadian 26:34-35 “Ketika Esau telah berumur empat puluh tahun, ia mengambil Yudit, anak Beeri orang Het, dan Basmat, anak Elon orang Het, menjadi isterinya. Kedua perempuan itu menimbulkan kepedihan hati bagi Ishak dan bagi Ribka Makanya keluarga Ishak dalam mengalami hidup bersama wanita pilihan Esau itu yang dari suku Het telah menjadi pelajaran berharga bagi keluarga Ishak, makanya Ribka mengungkapkan keluhannya terhadap menantu perempuannya itu dengan penjelasan dari Kejadian 27:46 demikian, “Kemudian Ribka berkata kepada Ishak: "Aku telah jemu hidup karena perempuan-perempuan Het itu; jikalau Yakub juga mengambil seorang isteri dari antara perempuan negeri ini, semacam perempuan Het itu, apa gunanya aku hidup lagi?" 

Dan baik Ribka maupun Ishak sendiri tidak ingin kesalahan Esau yang telah dibiarkan memilih pujaan hatinya itu tidak terulang kembali dialami oleh Yakub. Sehingga Ishak melakukan seperti yang pernah dilakukannya ketika ia menentukan teman hidupnya yaitu supaya pergi ke rumah sanak saudaranya. 28:1 “Kemudian Ishak memanggil Yakub, lalu memberkati dia serta memesankan kepadanya, katanya: "Janganlah mengambil isteri dari perempuan Kanaan. Bersiaplah, pergilah ke Padan-Aram, ke rumah Betuel, ayah ibumu, dan ambillah dari situ seorang isteri dari anak-anak Laban, saudara ibumu.” (Kejadian 28:1-2) 

Makanya kalau kita diingatkan oleh orang lain termasuk oleh anak kita bahwa kita sedang melakukan pilih kasih di dalam keluarga, terimalah dan berusahalah untuk mengubahnya. Karena pilih kasih itu kurang baik untuk dikembangkan di dalam keluarga!

Posting Komentar