Masalah di Ranjang dalam Pernikahan: Mitos dan Realita yang Sering Tak Terungkap
Antara Harapan dan Kenyataan: Ketika Fantasi Pra-Nikah Bertemu Realita
Sebelum menikah, banyak calon pasangan membayangkan kehidupan intim yang sempurna - tanpa masalah, penuh keharmonisan, dan selalu memuaskan kedua belah pihak. Asumsi seperti:
"Saya pasti bisa memuaskan pasangan"
"Ini akan berjalan alami tanpa kesulitan"
"Kami tidak akan pernah mengalami masalah di ranjang"
sering muncul tanpa dasar pengalaman nyata. Faktanya, penelitian dari Journal of Sex & Marital Therapy mengungkap:
• 43% pasangan menikah mengalami masalah intim di tahun pertama
• 67% masalah berasal dari ekspektasi yang tidak realistis
• Hanya 29% pasangan yang berani membicarakan hal ini terbuka
Mengapa banyak pasangan tidak siap?
Tabunya membahas kesehatan seksual secara terbuka
Kurangnya edukasi pra-nikah yang komprehensif
Pengaruh film/media yang menampilkan fantasi tidak realistis
Anggapan "semua akan baik-baik saja" tanpa persiapan
Dalam artikel ini, kita akan membahas:
✓ Akar masalah harapan vs realita dalam hubungan intim
✓ Cara membangun komunikasi sehat tentang kebutuhan masing-masing
✓ Langkah praktis mengatasi masalah tanpa saling menyakiti
✓ Pentingnya persiapan mental dan edukasi sebelum menikah
"Keintiman yang sehat dibangun dari komunikasi jujur, bukan dari asumsi buta." Mari hadapi realita hubungan pernikahan dengan mata terbuka dan hati yang siap memahami.
Terkadang kita membaca di ruang-ruang konsultasi s*ks ada pertanyaan yang datang dari seorang pemuda atau pemudi yang mengungkapkan pergumulannya dalam masalah napsunya yang selalu hadir tidak karuan. Ada cerita mengenai seorang pemuda yang di dalam kehidupannya pikirannya selalu dibayangi oleh keinginan untuk melakukan hubungan s* ks dengan seorang wanita.
Satu gambaran yang sangat jelas di dalam Alkitab di mana dorongan s* ks itu muncul pada diri manusia digambarkan ketika Alkitab menceritakan tentang Amnon dan Tamar di mana ketika Amnon melihat Tamar yang memang menarik hatinya tersebut dorongan s* ks Amnon muncul. Dorongan s* ks tersebut begitu kuatnya sampai-sampai menutupi akal sehatnya. 2 Samuel 13.
Sebelum menikah banyak orang yang membayangkan bahwa dirinya akan berusaha untuk menyenangkan pasangannya dalam persoalan di ranjang atau dalam melakukan hubungan s* ks. Dan bisa jadi asumsi yang muncul adalah tidak mungkin akan ada persoalan dalam masalah urusan ranjang ini. Alasannya adalah, “saya laki-laki normal,” dan alasan-alasan lain yang sebenarnya karena belum pernah mengalaminya akhirnya menganggap semuanya akan baik-baik saja.
Padahal begitu banyak hal yang akan muncul ketika seseorang sudah masuk ke dalam rumah tangga. Persaolan-persoalan yang ada hubungannya dengan masalah hubungan suami istri ini berupa, pertama perbedaan mood dalam melakukan hubungan s* ks. Tentu saja ini mungkin tidak berlaku bagi mereka yang baru beberapa hari atau beberapa bulan menikah di mana hubungan s* ks menjadi pengalaman yang baru dilakukannya.
Berikutnya adalah masalah menikmati dalam hubungan di ranjang. Kalau salah satu entah suami atau istri sudah tidak bisa menikmati hubungan s* ks itu sendiri, tentu saja hubungan suami istri itu sendiri hanya sebagai kegiatan “wajib” untuk sekedar mempertahankan perkawinan. Jadi seks bukan lagi menjadi “kesenangan” yang membuat suami istri akan selalu ingin melakukannya tetapi menjadi sebuah kewajiban. Dan kewajiban bisa menjadi keterpaksaan.
Hal lain yang bisa menjadi persoalan di dalam hubungan hubungan suami istri adalah karena suami impoten atau sebaliknya istri frigid, atau juga karena penyakit dan masih banyak lagi yang bisa menjadi persoalan di dalam masalah hubungan hubungan suami istri ini. Artinya, harus kembali kepada formula komunikasi “kasih” yang bisa menjadi jalan keluar dari persoalan-persoalan dalam masalah hubungan seks ini. Tentu pembahasan ini bukan berhenti di sini saja, karena ternyata banyak hal yang bisa digali dari masalah hubungan suami istri ini.
Posting Komentar
Karena saya percaya pengalaman Anda adalah berharga bagi keluarga lainnya.