Kodrat Manusia untuk Bekerja: Memahami Hakikat Kerja Menurut Perspektif Alkitab
Taklukkanlah dan berkuasalah!" (Kejadian 1:28). Perintah Tuhan yang tertulis sejak halaman pertama Alkitab ini bukan sekadar pernyataan, melainkan penetapan kodrat manusia sebagai makhluk yang bekerja. Bahkan sebelum menciptakan manusia, Tuhan sendiri telah memberikan contoh melalui karya penciptaan-Nya (Ibrani: "bara") - sebuah pola yang kemudian menjadi dasar pemahaman bahwa manusia diciptakan menurut gambar Allah yang bekerja.
Fakta Alkitabiah ini mengungkap kebenaran mendasar: Bekerja bukan sekadar kebutuhan ekonomi, melainkan bagian tak terpisahkan dari identitas manusia. Melalui kerja, kita tidak hanya memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan, tetapi juga mengaktualisasikan panggilan ilahi sebagai pengelola ciptaan.
Alkitab dengan tegas menolak mentalitas malas:
Amsal 6:6-11 memperingatkan bahaya kemalasan
2 Tesalonika 3:10 menegaskan "jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan"
Amsal 14:23 menyatakan "dalam segala jerih payah ada keuntungan"
Artikel ini akan membahas:
Teologi kerja dalam perspektif penciptaan
Konsep kerja sebagai bentuk ibadah dan pelayanan
Bahaya kemalasan menurut pandangan Alkitab
Keseimbangan antara kerja dan makna hidup sejati
Sebuah kenyataan lain adalah salah satu hal yang sering menjadi pemicu terjadinya konflik di dalam keluarga khususnya antara suami dan istri adalah adanya kenyataan persoalan ekonomi yang dihadapi oleh keluarga. Tentu saja dalam hal ini mau tidak mau kita menghubungkan dengan persoalan yang terjadi di negeri ini yaitu persoalan ekonomi yang kian hari kian tidak kunjung berahir. Dan tidak menutup kemungkinan bahwa karena masalah ekonomi di dalam keluarga antara suami dan istri sering terjadi percekcokan.
Salah satu yang bisa menjadi persoalan adalah tekanan hidup oleh karena barang-barang semakin melambung tinggi, tapi sementara gaji tidak beranjak meninggi. Dan sang istri yang bertanggung jawab mengatur persoalan kebutuhan makan tidak tahu harus bagaimana mengaturnya. Kalau masih ada masukan untuk belanja keluarga, Puji Tuhan. Karena begitu banyak orang yang masih menganggur tanpa pekerjaan, sementara kebutuhan hidup tidak pernah berhenti. Walaupun pemerintah mengatakan bahwa angka pengangguran menurun, namun yang kita saksikan di kanan kiri kita begitu banyak orang yang masih bingung dengan pekerjaan.
Bila demikian apakah kita sebagai manusia merasa pesimis dengan kenyataan betapa sulitnya menghadapi hidup ini dan kemudian menyerahkan kepada nasib? Tentu tidak! Karena bagaimanapun tidaklah mungkin kita hidup tanpa bekerja, sebab sejak awal manusia diciptakan sebagai makhluk yang bekerja. Manusia tidak bisa hidup dengan ongkang-ongkang kaki dan hanya menantikan jatuhnya emas yang turun dari langit.
Sejak awal Tuhan telah memberi perintah dengan ungkapan, taklukkanlah, berkuasalah! (Kejadian 1:28). Bahkan Tuhan sendiri yang kita sebut sebagai Maha Kuasa dalam Perjanjian Lama, juga bekerja dengan ungkapan “bara” atau menciptakan. Sehingga dapat kita katakana bahwa manusia diciptakan Tuhan menurut gambar-Nya, yaitu Tuhan yang bekerja. Karena itu bekerja merupakan hakikat manusia.
Dengan bekerja kita dapat memenuhi semua kebutuhan sehari-hari, baik itu sandang, pangan, dan papan. Kalau boleh dibilang, bahwa di dunia ini untuk mempertahankan hidup tidak ada yang namanya Cuma-Cuma atau gratis. Manusia harus bekerja, tidak bisa tidak! Di dalam Alkitab sendiri sebenarnya banyak anjuran kepada kita untuk tidak hidup bermalas-malasan, dan sebaliknya bahkan tidak sedikit firman Tuhan yang mengecam mereka yang hidup dalam kemalasan.
Sekarang, ketika ekonomi tidak menentu, peluang kerja juga sedikit, maka kita harus lebih memeras otak untuk terus mencari penghasilan yang halal. Jadi persoalannya, sekarang bukan lagi, bukan tidak ingin bekerja, tapi harus bekerja di mana dan bagaimana caranya? Ingatlah bahwa menyerah tidak akan memberi jalan keluar apa-apa. Tapi terus berusaha dengan apa yang ada di sekitar kita untuk kita lakukan akan lebih baik dari pada kita berserah diri saja tanpa ada usaha.
Posting Komentar
Karena saya percaya pengalaman Anda adalah berharga bagi keluarga lainnya.