Pilih kasih dalam keluarga bukanlah hal baru—kisah keluarga Yakub dalam Alkitab menjadi bukti nyata bagaimana favoritisme orang tua
dapat menimbulkan luka mendalam dan konflik turun-temurun. Mulai dari
Abraham yang lebih mengutamakan Ishak daripada Ismael, Ishak yang lebih
menyayangi Esau, hingga Yakub yang jelas-jelas lebih mengasihi Yusuf
daripada saudara-saudaranya, pola pilih kasih ini seperti warisan yang tak pernah putus.
Akibatnya? Esau membenci Yakub karena hak kesulungannya direbut, Yakub harus lari dari rumah
karena ancaman pembunuhan, dan Yusuf nyaris dibunuh oleh
saudara-saudaranya yang cemburu. Ironisnya, meskipun Yakub sendiri
pernah menjadi korban dan pelaku pilih kasih, ia mengulangi kesalahan yang sama terhadap anak-anaknya—terutama Yusuf, yang diberi perlakuan istimewa (Kejadian 37:3).
Mengapa pilih kasih begitu berbahaya? Apa dampaknya bagi hubungan keluarga? Dan yang terpenting—bagaimana kita bisa menghindari pola yang sama dalam pengasuhan anak kita sendiri?
Dalam artikel ini, kita akan membahas:
Akar pilih kasih dalam keluarga Yakub
Dampak destruktif favoritisme orang tua terhadap anak-anak
Pelajaran rohani yang bisa diambil dari kisah ini
Tips menghindari pilih kasih dalam pengasuhan anak
Mari belajar dari kesalahan keluarga Yakub agar kita tidak mengulangi rantai luka yang sama dalam keluarga kita.
Pilih kasih di dalam keluarga Yakub ibaratnya seperti beranak-pinak. Bagaimana tidak, dalam bagian pertama kita menyaksikan bagaimana pilih kasih itu dimulai oleh Abraham, dan kemudian dalam keluarga Ishak, lalu ketika Yakub menjadi orang tua pilih kasih itu masih tetap muncul. Padahal dengan adanya pilih kasih yang diterapkan di dalam keluarga mengakibatkan adanya luka di dalam hati anggota keluarganya.
Kita lihat bagaimana perasaan luka hati yang dialami oleh Esau karena ulah Yakub yang dibantu oleh ibunya telah merebut hak kesulungan. Dalam bagian 2 dijelaskan bagaimana penipuan yang dilakukan oleh Yakub terhadap saudaranya itu membuat Yakub lari dari rumah karena takut dibunuhnya.
Bagaimana dengan kehidupan Yakub sendiri ketika ia menjadi orang tua?
Kita sebenarnya berharap Yakub dapat menghentikan pola mendidik anak dengan cara pilih kasih ini. Tapi dalam kenyataannya kita menyaksikan Yakub ibaratnya lupa dengan apa yang pernah dialaminya ketika masih tinggal di dalam keluarganya. Sebaliknya Yakub telah memberlakukan sikap pilih kasih terhadap anak-anaknya.
Mari kita melihat bagian ayat yang memberi petunjuk bagaimana Yakub telah memperlakukan sikap pilih kasih terhadap anak-anaknya itu di dalam Kejadian 37:3 “Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia.”
Coba kita bandingkan dengan ayahnya yaitu Ishak yang dijelaskan dalam Kejadian 25:28 “Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub.” Pola yang sama telah terjadi dengan keluarga Yakub.
Coba bayangkan apa dampak dari perlakukan yang tidak adil yang dijalankan oleh Yakub di dalam keluarganya itu? Sebuah usaha untuk menyingkirkan orang yang paling dicintai oleh ayahnya. Anak-anak Yakub yang lain tentu saja merasa perlakukan itu tidak adil, dan bahkan perlakukan khusus itu ditunjukkan oleh Yakub ketika Yakub memberikan jubah yang paling indah.
Jubah yang paling indah itu tentu saja jubah khusus yang ketika itu berbicara mengenai betapa khususnya seorang anak yang bernama Yusuf.
Kita tidak tahu, apakah Yakub pernah mengingat dan merasakan kembali bagaimana dirinya diperlakukan berbeda oleh ayahnya ketika masih berada di dalam keluarganya? Tapi yang jelas perlakuan khusus terhadapYusuf itu telah menimbulkan perasaan tidak senang dengan Yusuf. Saya membayangkan bagaimana hubungan keluarga di dalam keluarga Yakub itu berjalan, tetapi yang pasti inilah yang digambarkan oleh Alkitab dalam Kejadian 37:4 “Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepadanya dan tidak mau menyapanya dengan ramah.”
Kebencian telah menyebar baunya di dalam keluarga Yakub.
Kita tidak tahu secara pasti bagaimana sikap anak-anak Yakub yang lain terhadap orang tua mereka itu. Dan bila kebencian sudah mulai menyebar baunya di dalam keluarga, maka ibaratnya itu seperti bom waktu yang sewktu-waktu bisa menghancurkan hubungan di dalam keluarga.
Memang persoalan yang sudah terasa bagi putra-putranya Yakub itu ditambah lagi dengan penjelasan pengalaman mimpi Yusuf yang disampaikan kepada keluarga besar mereka yang menambah kebencian semakin dalam. Tentu saja konflik yang terjadi ini sebenarnya konflik yang membahayakan.
Hal itu jelas terekam ketika anak-anak Yakub itu mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan Yusuf tanpa ada orang tua mereka, maka hal pertama yang ad adi dalam pikiran mereka adalah bagaimana mereka dapat menyingkirkan Yusuf dari keluarga mereka.
Kata “bunuh” akhirnya muncul yang ditujukan kepada Yusuf seperti dijelaskan dalam Kejadian 37:20 “Sekarang, marilah kita bunuh dia dan kita lemparkan ke dalam salah satu sumur ini, lalu kita katakan: seekor binatang buas telah menerkamnya.
Dan kita akan lihat nanti, bagaimana jadinya mimpinya itu!" Kata-kata tersebut sebagai cara ketidakberdayaan dari anak-anak Yakub menghadapi perlakukan seorang ayah yang telah menerapkan sikap pilih kasih di dalam keluarga khususnya kasih itu lebih ditujukan kepada Yusuf. Mengerikan memang, tapi itulah yang terjadi.Pelajaran yang sangat baik bagi kehidupan keluarga kita untuk tidak memperlakukan sikap pilih kasih terhadap anak-anak kita. Jadi kita mencoba mengingatnya kembali poin-poin penting mengenai pembahasan kita ini.
1. Pola Pilih Kasih yang Terus Berulang
Abraham: Lebih mengutamakan Ishak daripada Ismael
Ishak: Lebih menyayangi Esau, Ribka lebih memilih Yakub
Yakub: Jatuh ke dalam pola yang sama dengan memilih Yusuf
2. Dampak Pilih Kasih dalam Keluarga
Persaingan dan kecemburuan antar saudara (contoh: Yusuf vs saudara-saudaranya)
Luka batin yang dalam (Esau yang merasa dikhianati)
Konflik berkepanjangan (Yakub harus lari dari rumah)
3. Mengapa Orangtua Cenderung Pilih Kasih?
Kesamaan karakter (Yakub lebih dekat dengan Yusuf yang penurut)
Faktor usia (Yusuf anak yang lahir di masa tua Yakub)
Kecenderungan manusiawi tanpa disadari
4. Cara Menghindari Pilih Kasih dalam Keluarga
Sadarilah bahwa setiap anak unik dan butuh kasih sayang yang setara
Hindari membanding-bandingkan anak
Luangkan waktu yang berkualitas dengan masing-masing anak
Ajarkan anak untuk saling menghargai perbedaan
Penutup
Kisah keluarga Yakub mengajarkan kita bahwa pilih kasih hanya meninggalkan luka. Sebagai orangtua, kita punya tanggung jawab untuk memutus rantai ini dan membangun keluarga yang penuh kasih tanpa favoritisme.
Pernahkah Anda mengalami atau menyaksikan dampak pilih kasih dalam keluarga? Bagikan pengalaman Anda di kolom komentar—mari belajar bersama untuk menciptakan keluarga yang lebih sehat secara emosional dan rohani!
Posting Komentar
Karena saya percaya pengalaman Anda adalah berharga bagi keluarga lainnya.