Dampak Pilih Kasih dalam Keluarga: Belajar dari Penderitaan Yusuf dan Keluarga Yakub

Daftar Isi

Pilih kasih dalam keluarga bagai pisau bermata dua - menyakiti semua pihak yang terlibat. Kisah Yusuf dan keluarganya dalam Alkitab menjadi contoh nyata bagaimana favoritisme orangtua tidak hanya melukai anak-anak yang "kurang disayang", tapi juga membawa penderitaan bagi sang anak kesayangan dan orangtua itu sendiri.

Yakub, yang jelas-jelas lebih mengasihi Yusuf (Kejadian 37:3), mungkin tidak menyadari bahwa tindakannya akan memicu:

  • Luka batin mendalam pada 11 saudara Yusuf

  • Penderitaan Yusuf yang nyaris dibunuh lalu dijual sebagai budak

  • Kesedihan tak terperi bagi Yakub sendiri yang kehilangan "jantung hatinya"

Yang mengejutkan, tidak ada pihak yang menang dalam skenario ini. Kisah ini membuktikan bahwa pilih kasih dalam keluarga selalu menghasilkan pecundang, sekalipun bagi mereka yang dianggap "pemenang" dalam persaingan kasih sayang.

Dalam artikel ini, kita akan mengupas:

  • Dampak psikologis pilih kasih pada semua anggota keluarga

  • Mengapa Yakub mengulangi pola yang pernah ia alami sendiri sebagai anak?

  • Proses pemulihan hubungan keluarga Yakub

  • Pelajaran praktis untuk orangtua masa kini

Mari belajar dari kisah Yusuf untuk memutus rantai pilih kasih dalam keluarga kita sendiri.

Yusuf telah menjadi contoh yang baik dari sebuah perlakukan kasih dengan cara pilih kasih di dalam keluarga. “Kesakitan, itulah kata yang tepat untuk memberi gambaran bagaimana akibat kasih itu dirasakan oleh semua anggota keluarga. 

Dalam hal ini kesakitan bukan hanya dialami oleh mereka yang merasa disepelekan atau dibedakan (saudara-saudara Yakub), tapi juga oleh dialami oleh Yusuf yang paling dikasihi di mana dia hendak dibunuh walaupun akhirnya hanya dibuang dengan cara dijual dan dijadikan budak. Lalu bagaimana dengan sang ayah yaitu Yakub? Iapun merasakan sakit yang luar bias adi dalam kehidupannya oleh karena kehilangan jantung hatinya yaitu Yusuf. 

Hem, dampak dari perlakukan pilih kasih itu ternyata menyakitkan semua pihak. Seorang kawan pernah menceritakan kepada saya bagaimana ia hidup dalam sebuah keluarga di mana ia merasakan perlakukan yang tidak adil di dalam keluaga. Dirinya begitu jarang mendapat pujian dari orang tuanya, sedangkan kakanya, sebaliknya selalu menikmati acungan jempol di setiap apa yang dilakukan kakaknya. 

Kawan saya lalu mengingat masa kecilnya begini, “Mungkin karena itu saya selalu bersikap bandel dan berusaha untuk mengganggu kakak saya atau membuat adik-adik saya menangis sebagai cara mencari perhatian.” Masih menurut kawan saya tadi, sampai besarpun perlakukan tidak adil itu terus berlangsung dengan memperlakukan kakak saya itu sebagai orang yang luar biasa, sementara kawan saya itu hanya dianggap biasa. “Akibatnya banyak perbuatan saya di saat saya mulai dewasa yang benar-benar menyakitkan banyak pihak di dalam keluarga saya,” begitu ia berkisah. 

Cerita teman saya itu tentu saja menguatkan perkiraan saya mengenai betapa membahayakan sikap pilih kasih di dalam keluarga. Sikap itu akan mendatangkan keskaitan bagi semua pihak, baik yang menjadi anak emas, maupun pihak yang diperlakukan “tidak adil” atapun bagi mereka telah memperlakukan sikap pilih kasih itu sendiri. 

Bisa jadi orang tua ketika memperlakukan sikap pilih kasih itu terhadap anak-anak yang masih kecil dampaknya tidak terasa. Tapi percayalah, sikap itu ibarat bom waktu yang suatu saat akan mengagetkan semua pihak. Karena itu hindarilah sikap pilih kasih di dalam keluarga!

Sebagai pengingat, kita bisa melihat bahwa:

1. Analisis Korban Pilih Kasih dalam Keluarga Yakub

  • Saudara-saudara Yusuf: Mengembangkan kebencian hingga ingin membunuh (Kejadian 37:18-20)

  • Yusuf: Menjadi korban kemarahan saudara-saudaranya meski tidak bersalah

  • Yakub: Menanggung kesedihan bertahun-tahun karena mengira Yusuf mati

2. Pola Berulang dalam Keluarga Yakub

  • Ishak vs Ribka: Masing-masing punya anak favorit (Kejadian 25:28)

  • Yakub: Mengalami pilih kasih sebagai anak, tapi mengulanginya sebagai ayah

3. Proses Pemulihan yang Alkitabiah

  • Pengakuan dosa (Kejadian 42:21)

  • Pertobatan nyata dari saudara-saudara Yusuf

  • Rekonsiliasi yang menyentuh (Kejadian 45:14-15)

4. Tips Mencegah Pilih Kasih untuk Orangtua Masa Kini

  • Sadari keunikan masing-masing anak

  • Hindari membandingkan anak secara terbuka

  • Luangkan waktu berkualitas dengan semua anak

  • Akui kesalahan jika terbukti pilih kasih

Penutup

Kisah Yusuf mengajarkan bahwa pilih kasih selalu meninggalkan bekas luka. Sebagai orangtua, kita dipanggil untuk mencintai dengan adil, bukan dengan sama rata.

Pernahkah Anda mengalami efek pilih kasih dalam keluarga? Bagaimana Anda mengatasinya? Mari berbagi pengalaman di kolom komentar!

Posting Komentar