Poligami dalam Perspektif Alkitab: Antara Tradisi Leluhur dan Rancangan Tuhan yang Sempurna
Poligami kembali menjadi sorotan ketika sebuah sekte di Texas, AS, membuka diri kepada publik pada 2008. CNN melaporkan, kompleks seluas 688 hektar itu dihuni oleh pengikut yang percaya bahwa "memiliki banyak istri adalah kehendak Tuhan"—seperti yang diakui pemimpin mereka, Winston Blackmore, dengan 20 istri dan 100 anak.
Fenomena ini mengingatkan kita pada tokoh-tokoh Alkitab yang mempraktikkan poligami, seperti Daud dan Salomo. Namun, sebelum membahas lebih jauh, mari kembali ke rancangan awal Tuhan tentang pernikahan:
"Karena itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, dan keduanya akan menjadi satu daging." (Kejadian 2:24)
Ayat ini jelas menyatakan "keduanya"—bukan "mereka semua". Tidak ada indikasi bahwa Tuhan merancang pernikahan untuk poligami. Lalu, mengapa banyak tokoh Alkitab melakukannya? Apakah poligami disetujui Tuhan, atau sekadar toleransi terhadap budaya zaman itu?
Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi:
Perbedaan antara rancangan Tuhan dan praktik poligami dalam Alkitab
Mengapa tokoh seperti Daud dan Salomo melakukannya—dan konsekuensinya
Apa yang bisa kita pelajari dari kasus sekte poligami modern?
Mari selami kebenaran Alkitab tentang pernikahan yang dirancang Tuhan dan bahaya menyimpang darinya.
Menyaksikan eksistensi sekte tersebut, saya teringat akan tokoh Alkitab yang sangat terkenal, Daud. Namun, sebelum kita mengkaji lebih jauh sosok yang melakukan praktik poligami, mari kita renungkan kembali bagaimana Tuhan pertama kali menetapkan pernikahan antara Adam dan Hawa dengan berkata, "Karena itu seorang pria akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, dan mereka akan menjadi satu daging." Kejadian 2:24.
Memang, tidak ada pernyataan bahwa seorang pria akan meninggalkan orang tuanya dan bersatu dengan istrinya dalam poligami. Tidak ada yang menyebutkan bahwa mereka bertiga, berempat, atau berlima akan menjadi satu daging. Yang dimaksud adalah mereka berdua menjadi satu daging. Ini berarti Tuhan tidak pernah menyetujui poligami, meskipun praktik tersebut terjadi di kalangan tokoh-tokoh Alkitab.
Daud merupakan contoh tokoh yang dimaksud. Kita dapat memperhatikan keluarga Daud dan praktik poligaminya melalui 2 Samuel 3:2-5:
Ada enam istri yang diambil Daud, dan bahkan tidak hanya itu dalam 2 Samuel 5:13 demikian;
“Daud mengambil lagi beberapa gundik dan isteri dari Yerusalem, setelah ia datang dari Hebron dan bagi Daud masih lahir lagi anak-anak lelaki dan perempuan.”
Sebenarnya Daud ketika hidupnya memiliki kesibukan yang luar biasa untuk membangun negerinya dan menciptakan kestabilan politik Negara, dan hasilnya adalah kekokohan Negara mencapai puncaknya di era raja Daud.
Kalau begitu di mana letak persoalan yang muncul karena praktik poligami yang dilakukan oleh Daud itu? Secara nyata memang tidak pernah Tuhan menegor secara langsung tindakan Daud untuk berpoligami. Memang ada tegoran melalui nabi Natan perihal ia mengambil istri Uria tapi tidak berbicara secara langsung mengenai Poligami.
Namun kita melihat dampak dari tindakan Daud berpiligami itu bukan hanya mendatangkan persoalan di dalam keluarga Daud sendiri, tapi juga pengaruhnya juga kepada keamanan negara. Hal tersebut dimulai ketika terjadi perkosaan terhadap seorang gadis dari istri dari perempuan yang benama Maakha, anak dari perempuan Talmai raja Gesur bernama Tamar. Sedangkan pemerkosanya adalah putra sulung Daud dari istri bernama Ahinoam bernama Amnon. Karena tidak terima dengan perlakuan itu Absalom saudara dari Tamar membunuh Amnon dan setelah itu Absalom melarikan diri.
Di kemudian hari Absalom mengadakan semacam persepakatan gelap di mana ia ingin menarik hati rakyat, dan tampaknya hal itu sampai membuat Daud melarikan diri dari Yerusalem karena ketakutan. Sebuah kondisi di mana pertentangan yang dimulai dengan adanya persoalan di antara anak-anak yang lain ibu satu bapak yaitu Daud, menjadikan negara ketika itu mengalami guncangan. Bayangkan bagaimana kalau sebuah negara ditinggalkan oleh penguasanya? Dan itulah yang harus dituai oleh Daud oleh karena Daud telah mengambil banyak wanita untuk dijadikan istrinya (poligami). Anak-anak Daud dari istri yang berbeda itu telah menyusahkan diri Daud dan sempat menggoyahkan kekuasaannya.
Lebih menyakitkan lagi adalah bagaimana Absalom menghampiri gundik-gundik Daud, sebuah perbuatan penghinaan yang luar biasa ketika itu. Dan perbuatan itu dilakukan oleh anaknya sendiri lagi. Hem, gara-gara poligami jadi begini! Jadi, mari kita lihat kembali masalah poligami ini.
1. Poligami dalam Alkitab: Fakta yang Sering Dilewatkan
Bukan perintah Tuhan, tetapi dicatat sebagai bagian dari sejarah.
Selalu membawa masalah: Persaingan antar-istri (contoh: Sara-Hagar, Lea-Rahel), konflik anak (contoh: anak-anak Daud).
Tuhan mentolerir, tetapi tidak merestui—seperti halnya perceraian (Matius 19:8).
2. Daud dan Salomo: Contoh Dampak Poligami
Daud: Perselingkuhan dengan Batsyeba justru terjadi saat ia memiliki banyak istri.
Salomo: 700 istri dan 300 gundik membuatnya menyimpang dari Tuhan (1 Raja-raja 11:3-4).
3. Pernikahan Monogami: Rancangan Tuhan yang Sempurna
Kejadian 2:24 menekankan "satu laki-laki + satu perempuan".
Efesus 5:22-33 menggambarkan hubungan suami-istri seperti Kristus dan gereja (yang hanya satu).
4. Bahaya Poligami Modern
Eksploitasi perempuan dan anak (seperti dalam kasus sekte Texas).
Konsekuensi emosional: Kecemburuan, kurangnya keintiman, dan beban finansial.
Bertentangan dengan prinsip Alkitab tentang kepemimpinan suami dalam keluarga (1 Timotius 3:2, 12).
Penutup
Poligami mungkin legal di beberapa tempat, tetapi sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup sesuai rancangan Tuhan—bukan sekadar mengikuti tradisi atau nafsu duniawi.
Bagaimana pendapat Anda tentang poligami? Apakah Anda setuju bahwa Alkitab menolak praktik ini? Bagikan pemikiran Anda di kolom komentar!
1 komentar
Karena saya percaya pengalaman Anda adalah berharga bagi keluarga lainnya.