Tangan di Atas Lebih Mulia dari Tangan di Bawah
Apa sih memberi itu? Menurut kamus Bahasa Indonesia, memberi adalah menyerahkan, membagikan ataupun menyampaikan sesuatu kepada seseorang. Memberi umumnya identik dengan uang atau benda.
Beberapa alasan seseorang memberi sesuatu kepada orang lain adalah karena:
- Ingin dipuji oleh orang lain
- Ingin mendapatkan imbalan
- Memberi secara tulus, tidak mengharapkan timbal balik
Berapa banyak di antara kita yang takut memberi? Mungkin terkadang kita berpikir bahwa dengan memberi maka akan kehilangan harta dengan sia-sia tanpa adanya timbal balik secara nyata. Mungkin ada juga yang berpikir lebih baik menggunakan uangnya untuk hal-hal yang dapat memberikan keuntungan.
Apalagi sebagai ibu
rumah tangga yang memiliki tugas untuk mengatur perekonomian keluarga, kita
biasanya memang berpikir panjang bila akan mengeluarkan uang atau memberikan
sesuatu benda kepada seseorang. Terkadang kita juga berpikir tentang untung
rugi. Ada pula orang-orang yang merasa tidak perlu memberi karena berada dalam
kondisi ekonomi yang sulit sehingga mereka merasa bahwa merekalah yang
seharusnya diberi.
Siapa di antara kita yang tidak senang jika menerima sesuatu? Saya rasa tidak ada orang yang akan menolak suatu pemberian. Disinilah nikmatnya menerima, kita bisa memperoleh sesuatu tanpa perlu banyak usaha. Akan tetapi apakah ini bisa disebut seimbang? Kalau ada siang dan malam, ada tangis dan tawa, istirahat dan bekerja, berarti ada menerima dan memberi. Memberi adalah penyeimbang yang tepat untuk kata menerima.
Hanya saja prakteknya terkadang begitu sulit, tidak
semudah yang diucapkan. Ketika kita menerima, kita pasti akan merasa senang,
tetapi pada saat memberi kita merasa ada yang hilang atau berkurang. Selain itu
memberi seringkali menuntut kita untuk mengorbankan sesuatu seperti tenaga,
waktu, pikiran ataupun materi. Jadi wajar saja jika lebih banyak orang yang
lebih senang menerima daripada memberi.
Pada dasarnya kita harus tahu bahwa memberi itu berlaku kepada siapa saja baik kaya ataupun miskin. Memberi tidak diukur dari jumlah tetapi diukur dari ketulusan hati. Kasih itu memberi. Jika kita mengaku bahwa kita mengasihi Tuhan Yesus, maka kita akan member dengan tulus tanpa mengharapkan timbal balik. Tuhan
Yesus
tidak akan pernah tinggal diam dengan apa yang telah kita lakukan kepadaNya.
Tuhan Yesus melihat semua ketulusan dan kasih kita dalam memberi kepada sesama
ataupun memberi untuk pekerjaan Tuhan. Tuhan akan memberikan berkat melebihi
dari apa yang kita harapkan.
Apa itu murah hati? Murah hati artinya adalah tidak pelit atau kikir. Orang yang murah hati akan selalu memberi dengan tidak mengharapkan imbalan. Apa saja yang diberi? Bukan hanya materi tetapi bisa saja berbagi ilmu, waktu, tempat ataupun berbagi hati untuk bisa mendengarkan keluhan orang lain.
Tuhan Yesus mencintai
dan akan memberkati orang-orang yang memberi dengan tulus hati. Bermurah hati
atau memberi tidak selalu identik dengan berkorban uang atau materi. Tapi kita
yang diberkati Tuhan wajib untuk memberkati orang lain karena tujuan Tuhan
memberkati kita adalah agar kita bisa menjadi berkat bagi orang lain. Matius
5:7 mengatakan “Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan
beroleh kemurahan.”
Lingkaran tidak mempunyai titik awal maupun titik akhir. Lingkaran tidak mempunyai ujung. Lingkaran tidak memiliki sudut, seperti sebuah roda yang berjalan sesuai dengan jalan yang dilewati. Kasih itu layaknya sebuah lingkaran. Kasih itu akan terus berputar dan akan kembali pada mereka yang pertama kali memulai kasih itu.
Jangan ragu untuk mengasihi. Mungkin kita tidak menyadari bahwa
kebaikan-kebaikan yang kita terima saat ini adalah hasil tuaian dari apa yang
kita tabur dahulu. Terlebih jika kita mengasihi Yesus, maka Yesus juga akan
mencurahkan kasihNya kepada kita. Kasih Yesus itu seperti mata air yang selalu
mengalir dan tidak pernah kering. Tdak pernah berkesudahan kasih Allah di dalam
hidup kita, bahkan semakin hari berkatNya semakin melimpah dalam hidup kita.
Pada dasarnya kita tidak dilarang untuk bekerja keras dan menerima hak kita untuk mengumpulkan materi yang lebih untuk hidup lebih nyaman dan lebih baik. Tetapi Allah ingin kita memberi untuk Dia, untuk kehidupan yang sesungguhnya, untuk keselamatan kekal. Sebagai ibu rumah tangga, kita wajib mendidik anak-anak kita sejak dini untuk belajar memberi dengan kasih dan sukacita.
Memberi persembahan setiap
kali ibadah, menyisihkan barang-barang seperti baju layak pakai ataupun makanan
untuk anak-anak panti asuhan merupakan beberapa hal yang bisa kita lakukan
untuk mengajarkan kepada anak-anak untuk memberi.
Kemurahan
hati bisa berupa hal-hal kecil yang kita
lakukan sebagai perwujudan kasih. Jika kita mengenal Allah sebagai kasih,
seharusnya kita pun hidup dengan penuh kasih. Setiap saat kita berhadapan dengan
kesempatan dimana kita bisa menyatakan kasih Allah kepada sesama kita maka
seharusnya kita bisa bersukacita dalam mempergunakan setiap kesempatan yang
ada. Seperti sebuah pujian “Kasih itu sabar, murah hati, lemah lembut, tak
cemburu, Kasih itu memberi sukacita di hati.” Jadi, memberi….siapa takut!
Artikel ditulis oleh Monika Oedjoe untuk program Radio Wanita untuk Wanita
Posting Komentar
Karena saya percaya pengalaman Anda adalah berharga bagi keluarga lainnya.