Anak Keras Kepala Tidak Harus Dinilai Negatif
Kadakalanya seorang anak keukueh dengan keinginan atau pendapat pribadinya. Padahal kita sebagai orang tua tak setuju dengan hal itu. Harus bagaimana?
Misalnya ketika si kecil diajak pergi ke suatu undangan pernikahan, ia berkeinginan memakai kaus bergambar kartun favoritnya. Padahal, kita sudah menyiapkan beberapa alternatif baju yang lebih cocok untuk dikenakan ke acara itu. Walau sudah diberi tahu, tetap saja ia ngotot dengan pilihannya. Pernah mengalaminya?
Tak sedikit orangtua yang kemudian melabel dengan sebutan ‘anak sulit’, ‘suka menantang aturan’, ‘suka melawan’, atau ‘anak keras kepala’. Ini adalah fase yang sangat alami pada masa pertumbuhan kejiwaan anak. Ia berada pada fase dimana mulai menyadari bahwa dirinya adalah pribadi yang independen dari orang-orang dewasa terutama orangtuanya. Anak keras kepala cenderung tidak suka diatur, sehingga dia akan memilih sesuai keinginannya.
Memiliki anak yang keras kepala, tentunya tidak bisa kita biarkan begitu saja. Tetap memerlukan arahan. Dengan pola asuh yang terarah dan tepat, anak keras kapala bisa berkembang sebagai pribadi yang mampu memotivasi diri sendiri, lebih tahan banting terhadap tekanan, dan berusaha untuk meraih impiannya dengan usaha keras.
Anak keras kepala cenderung suka belajar sendiri dan kurang menyukai pendapat orang lain sehingga sering merasa paling benar sendiri dalam banyak hal. Anak yang keras kepala cenderung memiliki integritas sehingga lebih kuat dalam mempertahankan pendiriannya dan tidak mudah terpengaruh atau goyah.
Sahabat wanita, ternyata hasil dari sifat kepala tidak melulu hal yang negatif. Masih ada segi positifnya asalkan kita bisa mengarahkan dengan baik dan tepat. Berikut ini ada beberapa tips yang saya baca dari beberapa artikel mengenai bagaimana kita menghadapi anak yang keras kepala.
- Biasanya anak yang keras kepala belajar dari pengalaman, sehingga ketika hanya diberi penjelasan dengan kata-kata mereka cenderung tidak begitu saja mau menerimanya. Jadi memerlukan contoh dan bukti.
- Anak yang keras kepala akan lebih menyukai penguasaan yang lebih, sehingga Anda tidak perlu terlalu banyak menyuruhnya namun cukup dengan mengingatkannya.
- Menghindari untuk memaksakan keinginan kita kepada mereka karena hal itu justru akan membuat mereka semakin menentang. Jalin komunikasi yang baik, walaupun tentu butuh kesabaran besar untuk menghadapinya, apalagi jika mereka mengajak berdebat.
- Mencoba untuk memberikan kebebasan akan dirinya sendiri namun tetap berada dalam batas kewajaran, selama hal itu tidak membahayakan mereka.
Memiliki anak yang keras kepala tentu membutuhkan kesabaran ekstra, namun sebagai orangtua kita memiliki peran besar dalam mengarahkannya kepada hal-hal yang positif. Selain itu kita juga bisa meluangkan waktu untuk mendengarkan keinginan mereka dan cobalah mencari waktu yang paling tepat ketika ingin menasihatinya.
Kita juga bisa memfasilitasi hobi mereka sebagai
media untuk menyalurkan bakat dan potensi yang mereka miliki. Sangat penting bagi kita untuk menerapkan
pola asuh yang terbaik, sehingga mereka bisa berkembang menjadi pribadi yang
sehat.
Nah sahabat wanita, jika kita bisa mengarahkan anak-anak kita yang keras kepala untuk menjadi lebih baik, lalu bagaimana dengan kita yang dewasa? Bukan tidak mungkin jika kita-kita yang dewasa inilah justru yang keras kepala. Ada saja ya orang yang begitu keras kepala. Mereka sangat sulit menerima pendapat orang lain, cenderung merasa benar sendiri dan susah diajak bicara. Mereka lebih memilih untuk berdebat walau mungkin dalam hati mereka setuju dengan apa yang kita katakan.
Pokoknya bantah dulu, argumen belakangan. Orang-orang seperti ini terus dikuasai oleh kekerasan hatinya sehingga tumbuh menjadi orang yang degil dan sangatlah susah untuk dinasihati atau diubahkan. Benar, kita memang tidak harus selalu setuju dengan pendapat orang.
Tetapi alangkah baiknya jika kita mau mendengarkan nasihat yang benar, setidaknya memberi kesempatan dulu buat orang untuk mengutarakan pendapatnya. Orang-orang yang keras kelapa memang cenderung sulit untuk berubah. Keras kepala itu bisa membutakan dan sangatlah merugikan.
Dengan membiarkan sifat keras kepala bukan menunjukkan kehebatan kita, tetapi itu hanya akan membawa kerugian kepada diri kita sendiri. Bahkan mungkin bukan hanya orang lain melainkan justru kita sendiri yang terjebak dalam perilaku tersebut, keras kepala dan sulit untuk mendengar pendapat dari orang lain. Cenderung merasa diri paling benar dan berpusat pada kepentingan diri sendiri sehingga kurang peduli kepada orang lain.
Kita bisa terlalu asyik dalam melakukan dan mengucapkan hal-hal yang "benar" sehingga kita membiarkan kehangatan kasih Tuhan yang lembut dalam hati kita perlahan berubah menjadi dingin. Kita merasa paling benar sehingga merasa berhak menghakimi. Tahu memberitakan tapi tidak disertai perbuatan nyata. Kita kemudian menjadi tidak lagi peka, dan itu sesungguhnya sangatlah berbahaya.
Sikap keras kepala yang terkadang juga kita miliki sesungguhnya mendukakan Yesus. Itu membuatNya kecewa, dan membuatNya marah. Jika kita orang-orang percaya terus melakukan hal seperti ini, bagaimana mungkin kita bermimpi untuk melihat perubahan di sekitar kita?
Bagaimana mungkin kita bisa menyaksikan kegerakan Tuhan yang luar biasa sementara kita sendiri masih menjadi batu sandungan bagi orang lain? Tuhan rindu untuk mencurahkan RohNya dalam kuasa dan kelimpahan melalui kita. Keras kepala itu akan menghambat segala yang diturunkan Tuhan atas kita. Sebelum kita bermimpi untuk bisa mengalami ini semua, kita harus terlebih dahulu membuang jauh-jauh sikap keras kepala kita.
Membiarkan keadaan seperti itu bisa membuat kita tidak peka atau terjebak pada kebodohan sendiri. Oleh sebab itu kita kemudian diingatkan dari Efesus 5:15 "Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif.” Dalam kehidupan kita, Allah juga terus berusaha berbicara kepada kita untuk menyampaikan teguran, kebenaran, dan kehendak-Nya. Bisa melalui firman, perkataan orang lain, suara hati, lalu bagaimana respons kita?
Posting Komentar
Karena saya percaya pengalaman Anda adalah berharga bagi keluarga lainnya.