Apa yang Salah dengan Cerewet

Daftar Isi


Cerewet bisa diartikan dengan banyak bicara. Sebutan bagi orang yang selalu berbicara dengan kalimat yang mengandung kata-kata yang umumnya berlebihan, seringnya kalimat tersebut berupa kritikan atau kalimat perintah. Dan tidak bisa dipungkiri bahwa kaum wanita identik dengan cerewet. Benar tidaknya wanita sendiri yang mengetahuinya.

Seberapa sering kita mendengar kata cerewet? Jarang, kadang-kadang, sering atau tiada hari tanpa cerewet. Sebenarnya cerewet itu apa sih? Sikap yang menyebalkan? Apakah semua cerewet itu menyebalkan? Ada yang bilang “ Cerewet…Oh no”, tapi ada juga yang bilang “ Cerewet…It’s ok.” 

Dibanding pria, wanita dikenal lebih suka ngobrol, cerewet atau bahkan bergosip. Memang tidak semua wanita seperti itu. Hal ini sering dikaitkan dengan kodrat dan sifat alami wanita. Namun ternyata dari artikel yang  saya baca mengatakan ada hasil penelitian bahwa jika dalam sehari pria bisa mengucapkan hingga 6000-7000 kata, wanita bisa bicara hingga 16000-20000 kata. 

Kepandaian dalam bidang tutur dan bahasa ini ternyata dipengaruhi oleh protein pada otak wanita. Benar atau tidaknya mungkin memang belum bisa dipertanggungjawabkan seratus persen, tetapi secara alaminya memang wanita lebih banyak bicara jika dibandingkan pria, benar tidak sahabat wanita?

Cerewet bisa dipandang sebagai hal positif sehingga perlu untuk dilakukan ataupun dipandang sebagai hal negatif yang dapat merusak suatu hubungan dan komunikasi. Dalam beberapa hal ternyata cerewet juga diperlukan untuk hal-hal sebagai berikut: 

  1. Cerewet orang tua kepada anaknya, ini semata-mata merupakan bentuk perhatian, kekhawatiran dan kasih sayang yang besar dari orang tua kepada anaknya. 
  2. Cerewet istri kepada suami atau suami kepada istri, ini juga semata-mata merupakan bentuk perhatian dan kasih sayang kepada pasangan. Tetapi harus dilakukan dengan cara yang tepat, tidak asal mengomel dan marah-marah atau bahkan menghina. Cerewet disini dalam memberikan dukungan, semangat kepada pasangan, juga untuk saling mengingatkan. 
  3. Cerewet kepada saudara dan teman, ini juga merupakan bentuk perhatian dan kasih sayang, untuk kebaikan. Tetapi juga harus dengan tepat untuk menjaga hubungan persaudaraan dan pertemanan.

Pada dasarnya cerewet yang diperlukan adalah cerewet yang tujuannya adalah semata-mata demi kebaikan orang lain tanpa adanya penghinaan dan cemoohan. Cerewet yang tidak perlu dan harus dihindari adalah cerewet yang tidak mempunyai tujuan yang jelas, mengandung kritik dan penghinaan, hanya marah-marah yang tidak jelas.

Hampir semua wanita terutama para ibu itu cerewet! Setujukan kita dengan pernyataan tersebut? Kemungkinan besar banyak yang setuju dengan pernyataan tersebut. Memang seringkali jika di rumah, seorang ibu begitu sering mengingatkan begitu banyak hal kepada suami dan anak-anaknya. Apalagi jika memberi nasihat, terkadang tiada habisnya. Mengapa seperti itu? Karena tugas wanita sebagai seorang ibu adalah untuk mendidik anak-anaknya dan menjadi pendamping suaminya. 

Bagaimana jadinya jika seorang ibu tidak bisa mengajarkan aktif berbicara kepada anak-anaknya? Bagaimana jadinya jika seorang ibu tidak mengarahkan, menasehati, mengajari anak-anaknya? Bagaimana jadinya jika seorang ibu tidak memberikan dukungan atau mengingatkan suaminya? Kurang pas ya sepertinya untuk disebut sebagai sebuah keluarga. Pria dan wanita memang berbeda. Bukan untuk disama-samakan atau dibandingkan atau mencari siapa yang terbaik, tetapi untuk saling mengisi dan melengkapi.

Sahabat wanita, sebagai anak-anak Tuhan bagaimana dengan kita? Apakah kita juga termasuk manusia yang cerewet saat berdoa kepada Tuhan? Kita patut bersyukur karena ternyata kita memiliki Allah yang panjang sabar. Allah yang dengan senang hati mendengarkan keluhan-keluhan kita. 

Tuhan menghendaki agar kita tidak hanya cerewet ketika berdoa saja, ketika mengeluh dan meminta. Tuhan juga ingin agar kita juga cerewet dalam memuji dan memuliakan Tuhan, dalam menyaksikan kemuliaan dan kemurahaan Tuhan, dan jika memiliki kemampuan Tuhan juga menghendaki kita agar cerewet dalam menyebarkan dan memperkenalkan firmanNya.

Jadi sahabat wanita, jangan berkecil hati jika kita dikatakan sebagai wanita atau ibu yang cerewet. Tidak selamanya cerewet itu bersifat dan berakibat negatif asal dilakukan dengan cara dan tujuan yang tepat dan positif, justru akan bermanfaat bagi kita dan orang-orang di sekitar kita.


Posting Komentar