Arti Kesetiaan dan Komitmen
Perubahan-perubahan telah dilakukan pada lirik yang berbicara tentang janji setia. Begitu pula, puisi-puisi telah diciptakan mengenai kesetiaan. Sementara itu, ada juga beragam novel dan cerita yang mengeksplorasi tema kesetiaan.
Komitmen merupakan keputusan untuk tetap loyal, meskipun dihadapkan pada situasi yang menantang. Dalam suka maupun duka, komitmen adalah tali yang mengikat lebih kuat daripada sekedar janji. Komitmen yang sejati terbit dari hati dan tidak selalu perlu diucapkan. Setiap individu memiliki komitmen dalam berbagai aspek kehidupannya.
Demikian pula dalam hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Saat pertama kali kita memilih untuk percaya dan beriman kepada Kristus, saat itulah kita harus berkomitmen dalam hati untuk tetap setia, tak peduli situasinya. Kesetiaan merupakan elemen kunci dalam komitmen ini. Jika kesetiaan dan kasih kita kepada Tuhan mulai luntur, kita bisa menghadapi kematian rohani, atau yang lebih parah lagi, kita dapat terpisah dari Kristus.
Banyak orang telah mengesampingkan Kristus demi kepentingan duniawi seperti status, kekayaan, atau hubungan, yang berarti mereka menukar keselamatan dan kehidupan abadi dengan kesenangan sesaat di dunia ini.
Kesetiaan merupakan sifat yang langka pada manusia. Kebanyakan orang hanya setia ketika mereka mendapatkan imbalan atau ketika harapan mereka terpenuhi. Ini adalah realitas yang sering kita temui dalam kehidupan saat ini, termasuk di kalangan orang beriman. Hati manusia sering berubah-ubah; banyak yang awalnya bersemangat dan setia dalam pelayanan, tetapi kemudian meredup dan mundur saat dihadapkan dengan tantangan.
Namun, ada satu hal penting yang harus selalu diingat: untuk mencapai segala sesuatu—entah itu cita-cita atau harapan—dibutuhkan ketekunan dan kesetiaan. Segala yang kita lakukan akan membuahkan hasil jika kita melakukannya dengan setia.
Sebagai anak-anak Tuhan, kita juga harus berkomitmen dan setia untuk tetap bersatu, baik dalam keluarga maupun dalam persekutuan dengan Kristus, karena kita tidak bisa menjalani hidup ini seorang diri. Memang, rasa takut, keputusasaan, dan hal-hal lain bisa mengganggu komitmen dan kesetiaan kita.
Namun, kita harus percaya bahwa semua itu adalah bagian dari proses pematangan diri. Semua itu merupakan ujian, namun ketika waktunya tiba, kita akan memetik hasil dari komitmen dan kesetiaan kita. Bertahan dalam Tuhan adalah salah satu cara terbaik untuk memelihara kesetiaan.
Bagaimana dengan Yesus? Bukti kesetiaan yang telah Yesus tunjukkan kepada kita adalah pengorbanan nyawa-Nya. Dia bersedia mengorbankan nyawa-Nya demi keselamatan kita, yang merupakan bukti kesetiaan yang paling agung. Tuhan Yesus adalah setia; tidak peduli kesalahan apa pun yang kita lakukan, Tuhan tidak pernah membenci atau meninggalkan kita.
Ketika kita mengalami luka, hanya Yesus yang dapat menyembuhkan. Ketika kita terjatuh, hanya Dia yang bisa mengangkat kita dan memberi kemenangan. Ia tak pernah membiarkan kita berjuang sendiri. Seperti firman dalam Mazmur 145:18, "Tuhan dekat dengan semua orang yang memanggil-Nya, dengan semua yang memanggil-Nya dengan tulus."
Kita akan menerima berbagai berkah jika kita hidup dengan kesetiaan, termasuk hal-hal yang belum pernah kita bayangkan. Kehidupan di dunia ini seringkali mendorong kita untuk melupakan kesetiaan. Tanpa disadari, kita dapat kehilangan banyak hal jika kita meninggalkan kesetiaan dan memilih kesenangan duniawi yang sementara. Meskipun kita mungkin tidak selalu setia kepada-Nya, Tuhan tetap setia. Dia akan selalu menanti kita untuk kembali kepada-Nya dengan setia.
Ayo kita terus menjaga hubungan dengan Tuhan, terutama saat Dia memberikan kemenangan atas masalah yang kita hadapi. Jangan tinggalkan kesetiaan kita kepada Tuhan, dan kita akan menerima berkat yang melimpah yang telah Dia siapkan untuk kita.
Dalam segala situasi, mari kita berkomitmen untuk tetap setia. Ini mungkin tidak mudah, tetapi kita bisa memulainya dari hal-hal kecil dan dari lingkungan terdekat, yaitu keluarga. Kesetiaan tidak terpisahkan dari ketekunan dan kesabaran. Dengan kesetiaan, kita akan mendapatkan janji-janji Tuhan. Seperti yang tertulis dalam Wahyu 2:10b, "Jadilah setia sampai mati, dan Aku akan memberimu mahkota kehidupan."
Artikel ditulis oleh Monika Oedjoe untuk program Radio Wanita untuk Wanita
Posting Komentar
Karena saya percaya pengalaman Anda adalah berharga bagi keluarga lainnya.