Mendapat Kritikan, Slow Aja

Daftar Isi


Kritik (criticism) sering datangnya tiba-tiba. Di saat kita tidak siap menerimanya. Berbeda dengan sidang skripsi di mana kita sudah siap dikritik. Kata Penulis Amsal, "Orang cerdik menerima teguran."

Bisa saja telinga langsung merah, emosi kemarahan meninggi atau juga detak jantung berdenyut lebih kencang. Makanya, mungkinkah kritikan menjadikan kita slow saja? Mari belajar untuk melihat dari sisi pengeritik, bukan diri kita. Mungkin kritik itu niatnya baik dan bertujuan mulia.

Pernahkah anda dikritik? Saya pernah, beberapa kali malah. Mulai dari kritikan yang halus dengan bahasa yang nyaman di hati dan telinga sampa kepada kritikan yang nylekit, pedesnya minta ampun baik di hati maupun di telinga. 

Kritik bagi sebagian orang merupakan sesuatu yang tidak mengenakkan, apalagi bagi orang yang sensitif. Bagaimana tidak, usaha yang selama ini dikerahkan ternyata masih saja mengundang rasa tidak puas dari orang lain. Tapi, begitulah hidup. Sebagai makhluk sosial, kita tidak bisa terbebas dari kritik.

Kritik bisa berupa nasehat, obrolan, sindiran, guyonan, hingga cacian pedas. Wajar saja jika setiap orang tidak suka akan kritik. Bagaimanapun, akan lebih menyenangkan jika kita berlaku dan tampil sempurna, memuaskan semua orang dan mendapatkan pujian. Tapi siapa yang bisa menjamin bahwa kita bisa aman dari kritik? Toh kita hanyalah manusia dengan segala keterbatasannya. Dan nyatanya, di dunia ini lebih banyak orang yang suka mengkritik, daripada dikritik.

Menerima kritikan memang bukan hal yang mudah. Bagaimanapun kita bersiap diri terhadap sebuah kritikan, tetap saja terasa menyakitkan walau hanya sedikit. Bagaimana sikap kita saat menerimanya? 

Sebaiknya ya ketika kita dikritik jangan sampai kita emosi, lalu membantah atau melawan balik. Apa bisa ya? Saya pun merasa cukup sulit melakukan hal itu, tetapi sebagai orang percaya ya memang harus. Lho kenapa? Karena Tuhan Yesus ingin kita belajar sabar dan menahan diri. Dia pun melakukanNya untuk memberikan teladan bagi kita. Yang pasti, Tuhan ingin agar kita mendengar dulu baik-baik isi kritikan, tidak terburu emosi. 

Dalam kondisi tenang dan kepala dingin kita akan bisa melihat bahwa kritikan itu ada benarnya, bahwa ada hal-hal yang perlu kita perbaiki di kemudian hari. Kalaupun kita merasa hal itu tidak benar, kita harus tetap tenang karena kita punya Tuhan yang sabar dan selalu mendengar.

Coba kita bertanya pada diri kita sendiri, bisakah kita menerima kritikan? Mungkin kebanyakan orang berpikir bahwa kritikan itu adalah sesuatu yang buruk, tapi tidak bagi orang-orang yang ingin menjadikan sebuah kritikan sebagai pembelajaran bagi dirinya. 

Kritikan adalah sebuah penilaian dari orang lain dari sesuatu yang kita capai, jadi gunakanlah kritikan sebagai pembelajaran dan pengalaman, karena salah satu cara belajar yang baik adalah dari pengalaman. Kritikan atau teguran sebenarnya sebenarnya sangat penting bagi kita. Orang yang mau mendengar kritikan atau teguran berarti orang yang mau dididik. Teguran merupakan sarana yang dipakai Tuhan untuk menghindarkan kita dari masalah yang lebih besar yang bisa kita dapatkan di kemudian hari.

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang telah dapat banyak kritikan. Lebih banyak kritikan berarti lebih banyak tahu dimana letak kekurangan kita, sehingga kita akan lebih cepat juga memperbaikinya. Bersyukurlah terhadap semua teguran yang orang lain berikan kepada kita. Itu adalah cara mereka menyatakan kasihnya kepada kita. 

Bila kita ingin mendapatkan hidup yang lebih baik maka kita harus mau dididik dan siap menerima banyak kritikan dan teguran. Jangan marah atau menolak saat orang lain mengeluarkan kata-kata yang bisa membuat telinga kita panas dan memerah. Jangan ada sakit hati atau kecewa karena bila kita menerimanya dengan senang hati maka kita akan menyadari bahwa hal tersebut justru akan membangun dan membuat kita lebih berkembang.

Kritik adalah suatu tanggapan yang pastinya akan selalu ada pada setiap manusia. Memang tidak mudah mengambil sisi positif dari sebuah kritikan. Kritik secara umum menurut kamus berarti mencela. Pada umumnya kritik memang mengandung arti negatif. 

Kritik semestinya digunakan untuk tujuan membangun dan disampaikan secara bijaksana agar tidak menyakiti hati orang lain. Dibutuhkan kesabaran dan cara berpikir yang tepat untuk melihat sebuah kritikan agar dapat ditanggapi secara positif.

Kritik merupakan sesuatu hal yang diperoleh secara cuma-cuma alias gratis. Ibaratnya sebuah hadiah, maka anggap saja kritik adalah sebuah hadiah yang kita peroleh tanpa mengeluarkan tenaga ataupun materi. Kritik juga merupakan alat control bagi seseorang supaya berada di jalur yang tepat dan kritik berperan sebagai pengkoreksi kesalahan. 

Karena kadangkala tanpa adanya kritik , rasa bangga diri dan merasa menjadi pribadi yang hebat pada akhirnya melekatkan sifat sombong dan angkuh yang justru dapat mematikan potensi kreatif dan inovatif seseorang. 

Segala kritik pada dasarnya dapat didiskusikan secara kekeluargaan sehingga dapat ditemukan solusi yang terbaik tanpa harus melibatkan emosi. Jadi nikmatilah setiap kritikan layaknya kue kegemaran kita! Mungkinkah? Mengapa tidak! 

Berikut beberapa saran agar kita dapat menerima kritikan dari orang lain :

  1. Mampu menahan diri dan lebih sabar
  2. Berpikiran positif 
  3. Memberikan ucapan terima kasih atas kritik yang telah kita terima 
  4. Menyadari kekurangan diri sendiri

Jadi belajarlah dari kritikan dan dapatkan berkat dari kritikan. Makanya kalau kita mendapat kritikan, slow aja lagi!

Artikel ditulis oleh Monika Oedjoe untuk program Radio Wanita untuk Wanita

Posting Komentar