Menghadapi Anak yang Super Cuek

Daftar Isi


Cuek amat sih kamu? Komentar orang tua kepada anaknya. Orang tuanya bingung bagaimana cara menghadapinya. Apalagi ditambah dengan cuek dan dingin, maka akan menimpulkan pusing tujuh keliling.

Saat ini banyak orang tua mengeluhkan anak sekarang lebih cuek, cenderung egosentris, emosional dan kurang hormat pada orang tua. Beberapa anak ada yang cenderung cuek dalam artian ketika dinasihati atau diajak berbicara orang tuanya, mereka tak mau mendengarkan. Menjengkelkan bukan jika kita termasuk orang tua yang mengalami hal tersebut?

Pada umumnya anak-anak memang hanya mau mendengarkan hal yang menurutnya menyenangkan saja. Jadi berdasarkan beberapa artikel yang saya baca, cara kita dalam menyampaikan isi pesan yang perlu diubah sehingga tidak terkesan memerintah, menyuruh, menegur ataupun melarang.

Saat anak cuek, coba kita amati apa yang sedang dilakukannya. Bisa jadi ia cuek karena sedang sibuk melakukan sesuatu seperti bermain atau menonton TV atau sesungguhnya ia mendengar tetapi berpura-pura tidak mendengar karena menganggap perintah yang disampaikan tidak mengenakkan seperti diminta mengambil sesuatu atau disuruh berhenti bermain. 

Mungkin kita bisa mendekati anak dan mengulangi pesan yang kita sampaikan. Kita mengajaknya berbincang sambil menatap matanya dan memegang tubuhnya. Mungkin dengan cara ini anak akan mau mendengarkan apa yang kita bicarakan.

Berbicara dengan anak memang memerlukan seni tersendiri, oleh karena itu kita memang perlu mengenali karakter anak kita masing-masing. Ada beberapa hal yang dapat lebih kita perhatikan apabila kita berbicara dengan anak-anak kita :

   Menggunakan kalimat pendek dan sederhana

Apabila kita menggunakan kalimat yang panjang dan berbelit-belit, anak akan semakin tidak mendengarkan, entah karena mereka tidak mengerti atau justru karena mereka malas mendengarkan karena terlalu berbelit-belit.

   Tidak terkesan memerintah atau melarang, menghakimi, mengancam atau menuduh

Ada beberapa cara bicara yang bisa kita ubah contohnya bila kita ingin melarangnya menonton TV  hindari berkata “Ayo matikan TV dan tidur!”, akan lebih baik bila kita berkata “ Kamu kan sejak pagi capek belajar dan bermain jadi sebaiknya istirahat dulu”

   Menunggu waktu yang tepat

Untuk berbicara dengan anak kita juga harus melihat waktu yang tepat, apakah anak sedang lelah atau rewel khususnya bagi anak kecil. Atau anak sedang asyik dengan aktivitasnya, justru kita tidak akan didengarkan.

   Meminta tolong

Jika kita ingin anak melakukan sesuatu, ada baiknya jika kita mengucapkan “minta tolong”.

Hal ini diharapkan agar anak tidak merasa dipaksa  saat diperintah, sekaligus mengajari anak untuk bersikap santun.

   Memberi contoh

Apabila anak sedang berbicara dengan kita, kita harus memberi contoh menjadi pendengar yang baik sehingga anak akan mencontoh kita untuk selalu mendengarkan apabila ada seseorang yang berbicara dengannya.

   Sesekali bersikap tegas, perlu dilakukan pada saat anak memang sudah tidak disiplin, melanggar peraturan, tetapi tidak perlu berteriak, karena berteriak justru akan membuat anak merasa takut dan cenderung lebih keras kepala

   Jangan membandingkan anak, kita harus memahami bahwa masing-masing anak berbeda, memiliki karakter dan juga kemampuan yang berbeda-beda.

   Memberikan motivasi, bisa dengan memberikan pujian setiap kali anak memenuhi permintaan kita

   Memberikan pengertian tentang maksud perintah kita serta akibatnya apabila tidak dilakukan

Cinta kasih orangtua kepada anak memang bisa saja diwujudkan dengan mengoreksi kesalahan si anak dan memperbaikinya kelakuannya. Hanya masalahnya jangan sampai kita melakukannya dengan cara yang kasar atau sampai menimbulkan sakit hati pada anak. Kalaupun marah, mungkin kita bisa menjelaskan dengan baik apa alasannya. Jangan gengsi pula untuk meminta maaf karena kita telah marah kepada mereka.

Sahabat wanita, perilaku cuek pada anak perlu segera dikoreksi sedini mungkin. Sebab bila diabaikan dikhawatirkan perilaku ini dapat mengganggu sosialisasi dengan teman-temannya di sekolah, guru, bahkan masyarakat nantinya. Sebagai ibu kita harus berbesar hati untuk mengubah pola asuh yang selama ini kita terapkan terutama mengenai cara berkomunikasi.

Artikel ditulis oleh Monika Oedjoe untuk program Radio Wanita untuk Wanita

Posting Komentar