Menyepelekan Pengetahuan Anak
Kita ini seringkali menjadi orang yang tidak sabaran dengan anak ketika kita mengajarkan anak karena kita sudah tahu dengan materi yang diajarkan kepada anak. Contoh sederhananya begini, bisa saja kita mengajarkan kepada anak cara membaca kata Budi. Kita sudah mengejanya dengan benar, Bu sama dengan bu. Di sama dengan Di. Tapi anak kita sulit menyambungnya. Lalu kita menganggap anak kita lamban.
Bisa saja kita kesal, kenapa kok tidak nangkap-nangkap juga, padahal sudah diterangkan berkali-kali. Apa yang harus kita lakukan supaya kita memiliki kesabaran lebih ketika kita mengajarkan anak dengan hal-hal yang baru diketahuinya itu?
Saya tentu tidak akan
mengajarkan metode atai tips bagaimana mengajar anak dengan benar, tapi saya
ingin mengajak kita semua untuk melihat sikap kita ketika menghadapi anak-anak
kita saat kita turun langsung membimbing anak dalam belajar. Dulu saat saya mengajar
anak dengan materi-materi awal yang mudah untuk diajarkan, seperti berhitung
dengan angka-angka satuan, misalkan 2+6 berapa, atau mengajar membaca dengan
kata-kata pendek itu kan bisa dilakukan oleh kita sebagai orang tua. Tapi
ketika kita merasa kenapa anak-anak kita begitu sulit untuk menangkap karena
kita merasa itu sudah kita ketahui.
Bagi kita 2+5 kita sudah tahu
pola menghitungnya, tapi tidak dengan anak-anak yang baru belajar. Jaman saya
dulu pernah menggunakan stik yang dipraktekkan dengan 2 stik ditambah lima
stik, lalu kita hitung. Atau kita menggunakan jari. Lalu karena kita sudah tahu
polanya, lalu di luar kepala kita langsung menangkap jumlah dari 2+5 itu tujuh.
Lebih mudah lagi sekarang sudah ada kalkulator yang dengan beberapa kali pencet
kita sudah mengetahui hasilnya.
Maksud saya adalah, jangan
kita karena sudah tahu pola menghitung atau membaca, kita lalu ingin menerapkan
kepada anak yang baru belajar. Mereka menangkap hitungan atau mengeja membaca
dari belajarnya itu sudah merupakan pekerjaan berat bagi mereka. Artinya,
jangan menyepelekan setiap usaha anak dalam belajarnya.
Apalagi kalau kembali kita
melihat setiap anak cara menangkap sesuatu berbeda stau dengan yang lain. Maka
jangan sampai ada bentakan, melecehkan jawaban atau jangan samapi pukulan
mendarat pada anak. Karena kalau itu yang terjadi, maka anak bisa saja menjadi
anak yang belajar dengan penuh ketakutan, menjadi anak yang takut salah. Jadi
jangan sampai karena kita sudah tahu dengan materi yang kita ajarkan, lalu kita
ingin anak menangkap secepat seperti yang sudah kita ketahui terlebih dahulu.
Posting Komentar
Karena saya percaya pengalaman Anda adalah berharga bagi keluarga lainnya.