Anak Meniru Perilaku Orang Tuanya
Saya ingin mengajak hitung-hitungan, mengenai waktunya anak-anak kita menyerap “pelajaran“ tanda kutip dalam pertumbuhan kehidupan mereka waktu kecil sebelum masuk sekolah. Maka otomatis anak akan belajar kepada siapapun yang ada di dalam rumah. Kalau di dalam rumah ada papa, mama, atau juga ART (asisten rumah tangga). Maka individu-individu itulah anak-anak kita akan belajar kehidupan. Karena tentu mereka inilah yang dia percayai untuk dia belajar.
Tapi, kalaupun dia sudah
mulai sekolah, TK, SD maka berapa jam dia mulai belajar dari “orang luar”
tentang berbagai hal. Seperti guru, pembimbing, atau siapapun yang dia jumpai.
Kemudian di akembali lagi ke rumah lalu dia menerima “pelajaran” kembali dari
kita-kita yang ada di dalam rumah. Artinya, kebiasaan, tindakan, ucapan itulah
yang anak terima dan membentuknya.
Ketika anak mulai ke luar
rumah dan berinteraksi dengan orang lain, maka cara berinteraksi yang digunakan
adalah hasil serapan orang-orang yang ada di dalam rumah di mana ia tinggal.
Maka, kalau kita memperlakukan ART dengan cara-cara yang baik, maka anak akan
memperlakukan orang lain pun dengan cara yang baik. Begitupun sebaliknya.
Begitupun dengan perlakukan
orang tua ataupun orang-orang yang ada di dalam keluarganya akan membentuknya
bagaimana anak tersebut tumbuh dengan sikap yang sama. Kalau perlakukan dengan
kasih dan sayang terhadap anak, maka anakpun akan membawa sikap kasihnya kepada
orang lain di sekitar lingkungannya. Sebaliknya bila perlakuan keluarga atau
siapapun terhadap anak dengan kasar atau tanpa kasih sayang, itu akan memberi
pengaruh juga terhadap sikapnya nantinya hingga ia menyadarinya bahwa apa yang
dilakukan itu tidak benar.
Dari sini saya ingin mengajak
kita sebagai orang tua untuk menularkan hal-hal yang baik kepada anak-anak
kita. Kalau kita mungkin karena keterbatasan pengetahuan tentang firman Tuhan
untuk disampaikan kenapa anak-anak kita, berilah pelajaran secara nyata dengan
tindakan-tindakan kita sebagai orang tua yang menunjukkan bahwa tindakan itu
sesuai dengan firman Tuhan.
Kita mungkin tidak tahu
alamat ayat tentang kejujuran dari Alkitab, tetapi kalau kita menjaga kejujuran
dalam setiap hal dalam relasi dengan anak dan orang lain, maka anak akan
menangkap “pelajaran” kejujuran itu secara langsung. Yakobus sangat tepat
ketika berbicara mengenai iman yang seharusnya disertai perbuatan (Yakobus
2:18)
Sehingga tidak ada alasan
kita sebagai orang tua mengatakan, tapi saya tidak terlalu mengerti firman
Tuhan, saya sibuk dengan pekerjaan harian dan hanya mendengar firman Tuhan dari
orang lain. Tunjukkan bahwa kita adalah pelaku firman itu sendiri. Membentuk
anak, tidak selalu dengan ucapan atau dengan menggunakan mata pelajaran yang
terstruktur. Tapi kita memberikan contoh nyata saja, anak akan mencontoh hasil
belajar dari orang tuanya.
Posting Komentar
Karena saya percaya pengalaman Anda adalah berharga bagi keluarga lainnya.