Alasan Suami Takut Istri dan Sebaliknya
Apa alasan seorang suami takut kepada istri, dan kapan semuanya dimulai? Bukankah sejak awal suami istri mesra dan terbangun saling mencintai dan saling membutuhkan untuk hidup bersama?
Tentu di sini bukan tempatnya untuk mencari cara bagaimana supaya suami takut istri, atau sebaliknya bagaimana istri bisa takut kepada suami?
Bila mau ditelusuri apa penyebab suami atau sebaliknya istri akhirnya menjadi bersikap takut dengan pasangan? Bisa jadi, dimulai dari sikap-sikap yang dicoba untuk dilakukan, seperti memarahi pasangan atau malah melakukan tekanan dan hal tersebut dianggap menakutkan. Bisa jadi, akhirnya keterusan. Namun, bagaimana seharusnya, apakah suami harus takut sama istri, atau sebaliknya istri takut suami? Bisa jadi kejadiannya suami istri bertengkar hebat.
Seperti sebuah kejadian-kejadian lain dalam rumah tangga, sering kali kebiasaan itu terjadi begitu saja dan seakan, tiba-tiba saja terbentuk sebuah pola hubungan, termasuk hubungan di mana seorang suami takut terhadap istrinya.
Di masyarakat kita sering
mendengar kelakar tentang suami-suami takut istri. Dan sering kali kita memberi
penilaian yang cenderung tidak lazim kalau ada suami takut istri dan bahkan
dianggap lucu. Tapi bagaimana kalau kita bertanya, apakah normal bila dalam
keluarga seorang istri takut dengan suami?
Tahun 2007an kita menyaksikan sinetron yang mengisahkan tentang tentang kehidupan di sebuah komplek perumahan di mana hidup beberapa lelaki yang dalam kehidupan keluarga, mereka para lelaki tersebut takut dengan istri-istrinya. Memang sinetron tersebut lebih kepada tontonan komedi yang cukup menghibur. Tapi normalkah bila sebuah keluarga situasinya suami takut istri atau sebaliknya, istri takut suami? Ikuti terus Bilik Keluarga!
Rumah tangga yang dibangun dan kemudian membentuk sebuah pola hubungan dalam rumah tangga tujuannya adalah, hubungan itu akan menghasilkan kebahagiaan semua pihak. Suami merasa bahagia berada di sisi istri, sebaliknya istri merasa nyaman di sisi suaminya. Bila pola hubungan itu terbangun di mana salah satu pihak dalam pasangan itu merasa tidak nyaman, tidak bahagia, tidak mendapatkan perlindungan dan seterusnya maka artinya keluarga itu bukan dikatakan keluarga yang bahagia.
Sekarang mari kita coba
dudukkan masing-masing pihak dalam sebuah pasangan. Kalau seorang suami merasa
takut dengan istri, artinya si suami melihat bahwa sang suami merasa istrinya
seperti pengawas yang akan selalu menyalahkan. Hubungan model ini tentu saja
menjadi bentuk hubungan yang kurang sehat. Apalagi ditambah dengan pandangan
budaya di mana suami takut istri seperti menjadi olok-olok dalam masyarakat.
“Wah, dia menjadi suami yang tergabung ikatan suami-suami takut istri,” begitu
kira-kira komentar yang muncul. Atau juga komentar, “Dia berada di ketiak
istri.”
Tapi sekarang coba kita
balik, kalau ada seorang istri takut sama suami, apakah hal tersebut dianggap
sebagai sebuah kewajaran? Sekali lagi, dalam sebuah hubungan perasaan takut
terhadap pasangan termasuk istri yang selalu merasa takut dengan suami pasti akan
menimbulkan tekanan tersendiri. Ini pun bukanlah hubungan yang sehat.
Jika demikian, bagaimana hubungan suami istri yang ideal itu? Setiap individu dalam pasangan harus merasa nyaman satu sama lain. Baik suami maupun istri harus merasa bebas untuk menyampaikan usulan atau pikiran mereka, dan merasa nyaman dalam berdiskusi. Meskipun ada perbedaan pendapat, itu harus dianggap sebagai kesempatan untuk berdialog bersama dalam mencari solusi terbaik.
Lalu, bagaimana dengan firman Tuhan di Kolose 3:18, “Hai istri-istri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan.” Bagian firman Tuhan ini yang berbicara ketundukan, bukan berarti menimbulkan ketakutan bagi sang istri. Karena jangan lupa, ayat lanjutannya, “Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.” Inilah pagar bagi suami ketika memperlakukan isteri yaitu, KASIH dan tidak menimbulkan ketakutan dengan berlaku baik kepada orang yang kita kasihi.
Posting Komentar
Karena saya percaya pengalaman Anda adalah berharga bagi keluarga lainnya.