Arti Komitmen Pernikahan
Pernikahan sebenarnya tidak bisa dipisahkan dengan komitmen. Komitmen itu ibarat sumpah dan janji untuk setia dan tidak akan saling menghianati, apapun situasi dan kondisinya.
Penguatan komitmen itu dengan disampaikan kepada tiga pihak. Satu kepada pasangan, kedua kepada jemaat atau umat dan ketiga komitmen kepada Tuhan bahwa dirinya akan menyatukan diri
dengan pasangan yang kita pilih dan kita tentukan. Makanya pernikahan bukanlah
keputusan buru-buru atau tanpa dipikirkan matang terlebih dahulu.
Pernikahan menjadi komitmen diucapkan untuk saling berkomitmen untuk melakukan banyak hal di dalam rumah tangga yang akan dibangun. Jangan berkomitmen kalau kita ragu, tetapi berkomitmenlah dengan mereka yang sudah mantap bulat untuk hidup bersama. Berkomitmen dalam pernikahan bukan untuk mereka yang coba-coba atau masih dihinggapi cinta sesaat atau cinta monyet. Komitmen menjadi unsur penting dalam membangun rumah tangga.
Awas Hati-hati Ujian Datang
Rumah tangga bukan sebuah istana megah di mana penghuninya mendapatkan pelayanan full service 24 jam nonstop yang menjadikan penghuninya selalu nyaman, enak dan menjadikan penghuninya selalu betah tinggal di rumah. Bahkan ketika pertama kali saja kita memasuki rumah tangga, bisa jadi kita akan kaget, ternyata orang yang kita sudah berkomitmen, berjanji kepadanya itu berubah.
Ujian komitmen itu macam-macam bentuknya. Bisa jadi dalam bentuk sifat, tabiat, kebiasaan, egois, keangkuhan, perubahan bentuk tubuh, bahkan sakit dan seterusnya yang akan diungkap kepada pasangan kita.
Apa saya salah pilih? Tidak, kita tidak salah pilih dengan pasangan yang kita sudah mengikatkan diri kepadanya. Karena memang pasangan kita itu bukanlah pasangan yang sempurna. Tetapi di sinilah mulainya ujian komitmen itu tiba. Perselingkungan begitu sering kita dengar, apalagi media sosial menjadi corong yang mengungkap banyak kasus yang bisa diungkap ke publik.
Istri selingkuh, atau sebaliknya, suami selingkuh menunjukkan bahwa komitmen yang pernah dibangun dan diungkapkan kepada publik, secara diam-diam telah dikhianatinya. Di dalamnya bisa saja faktornya adalah kita telah gagal dalam ujian kesetiaan dalam bekomitmen. Tapi juga dalam ujian-ujian lain di saat kita merusak komitmen yang sudah dibangun maka kita kalah dengan ujian dari berkomitmen.
Salah satu faktor kenapa sebuah komitmen dalam pernikahan mudah dirusak oleh karena komitmen yang dibangun hanya bersadarkan pada hal-hal yang sederhana yang mudah luntur. Contohnya, kita mau berkomitmen kepada seorang wanita karena wanita itu punya mata memikat. Atau tutur katanya yang begitu lembut. Atau sebaliknya wanita kepada laki-laki karena ia begitu perhatian dan manis perangainya dan seterusnya. Karena bila komitmen hanya berdasar hal-hal yang bisa cepat berubah, maka bisa saja semua yang bersifat lahiriah tersebut berubah setelah menikah.
Lalu, apakah kita akan segera merusak komitmen? Maksud saya, bangunlah komitmen berdasarkan hal-hal yang kuat. Seperti apa? Contohnya kepribadiannya luar biasa, imannya kokoh. Ia takut kepada Tuhan. Mengasihi Tuhan dan seterusnya.Dalam pernikahan komitmen
selalu disampaikan oleh dua orang yaitu suami dan isteri. Komitmen itu sifatnya
pribadi yaitu suami kepada isteri dan sebaliknya. Artinya komitmen itu
datangnya dari hati masing-masing. Kemudian komitmen tersebut dinyatakan atau
diikrarkan dalam bentuk janji yang diucapkan kepada pasangan. Mereka dengan
berani mengatakannya di hadapan Tuhan dan di hadapan orang lain yaitu jemaat
untuk berkomitmen.
Kalau dalam perjalanan waktu di kemudian hari mereka bertemu dengan berbagai halangan dan rintangan dalam pernikahan tapi halangan dan rintangan tersebut bukan berarti hal itu bisa merusak komitmen yang sudah dibangun dan diikrarkan kepada semua orang tersebut. Karena itu mengapa dalam kekristenan pernikahan itu seharusnya dijaga jangan sampai komitmen itu dirusak?
Tuhan Yesus menjelaskan maksud Tuhan
tentang “bersatu dengan istrinya, sehingga keuanya menjadi satu daging” dalam
Kejadian 2:24, dengan mengatakan, “Barangsiapa menceraikan istrinya, kecuali
karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah.” Matius19:9.
Pesan penting dari apa yang saya sampaikan hari ini adalah, ingatlah selalu akan komitmen yang sudah dibangun bersama. Bila ada rintangan dan masalah dalam keluarga. Jangan pernah melupakan komitmen tersebut.
Posting Komentar
Karena saya percaya pengalaman Anda adalah berharga bagi keluarga lainnya.