Jangan Kaget! Cara Menghadapi Anak Masuk Remaja

Daftar Isi


Banyak orang tua kaget ketika anak mulai masuk usia remaja yang ditandai berbagai perubahan termasuk sikapnya yang mengkhawatirkan. Tapi jangan kaget!

Perlu disadari bahwa ketika anak kita mulai masuk usia remaja perubahannya mulai terasa dan semua mulai terjadi perubahan dari anak. Mungkin sejak kecil ia begitu lucu dan menggemaskan. Kita dibuatnya selalu rindu untuk mendekap, menggendong, dan menciumnya. Kegemasan orang tua mendapat respon yang sangat membahagiakan. Ia sangat senang dimanja, dielus, digendong dan bahkan ia sangat bergantung dengan kita sebagai orang tua.

Ketika kita keluar rumah bersama anak kita, tangannya selalu memegang jari kita dan dia dengan senang hati digandeng ke manapun pergi. Bahkan ketika kita orang tua akan berangkat kerja, ia begitu berat berpisah, Ia kadang menangis, tidak mau ditinggal dengan orang lain.

Mungkin dia bersama asisten atau pengasuh yang sudah dijelaskan bahwa dia akan baik-baik saja selama ditingal, atau kita memberikan pengertian ia akan dilindungi dan merasa aman dengan orang lain. Tapi semuanya tidak cukup bagi anak kita untuk berpisah. Seakan-akan waktu begitu berharga untuk bersama dengan orang tua. Kebahagiaannya adalah bersama selalu dengan papa dan mama.

Tapi, ketika anak sudah mulai remaja, kita orang tua kaget. Sebelumnya yang suka dicium, ia mulai memberontak. Ketika dipegang tangannya, ia mulai melepaskan pegangan, sebelumnya ketika ditemani, ia menganggap, kita menjadi pengganggu. Ia tidak merasa lagi berat hati ketika kita tinggal pergi untuk bekerja, atau mungkin dia malah menyuruh cepat saja pergi ke kantor.

Sebaliknya, kalau anak sebelumnya selalu mengikuti apa yang dikatakan orang tua, sekarangmulai ia membantah dan bahkan melawan apa yang kita sampaikan. Ia terus berargumen dan seakan-akan kita malah dianggap orang yang kolot. Mulailah konflik muncul antara anak dan orang tua. Kita tidak bisa lagi mendekatinya, sebaliknya ia semakin menjauh. Ia bukan lagi anak yang suka diarahkan.


Sikap Kita Sebagai Orang Tua adalah Panik

Bisa saja kita bersikap positif saja dan menganggap anak sudah mulai besar. Tapi bisa saja kita menjadi panik dan menganggap bahwa anak kita sudah mulai memberontak yang ditandai dengan reaksi berikut ini:

  • Dianggap anak mulai berani kepada orang tua dengan melawan apa yang kita sampaikan
  • Anak yang sudah memasuki remaja tapi sebaliknya kita masih menganggapnya sebagai anak-anak. Sebaliknya anak remaja merasa dia sudah menganggap diri dewasa, sudah besar
  • Orang tua akan mengomel tak ada habisnya karena bisa jadi dengan memberitahukan ajaran-ajaran agama atau budi pekerti dan seterusnya dengan harapan itu akan mengubahnya, sementara anak remaja dirinya sudah tidak mau diatur seperti anak-anak lagi, yang selalu mengikuti apa yang sedang disampaikan.
  • Orang tua bisa saja menjadi stress, dan akibatnya bisa saja ia akan terus menekan anak. Di sinilah anaka-anak akan mulai memberontak
  • Orang tua mulai melakukan penyelidikan sementara anak-anak mulai membangun privasi mereka sendiri.
  • Orang tua ingin selalu bersama seperti waktu anak-anak, tapi sementara anak mulai ingin bersama orang lain yaitu teman-temannya.

Supaya Tidak Kaget, Siapkan Diri!


Kalau kita sebagai orang tua mulai mencari informasi sejak dini dalam mengikuti pertumbuhan dan perkembangan anak, maka kita menjadi orang tua yang beruntung. Kenapa? Kita akan menjadi tahu dan bersiap diri untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang akan terjadi dengan perkembangan anak-anak kita. Kita tidak akan kaget.

Karena sejak dini kita akan mengatur bagaimana supaya komunikasi orang tua dengan anak tidak sempat terputus. Artinya kita terus menjaga hubungan orang tua dan anak itu tetap terjalin. Misalnya kita terus mempertahankan kebersamaan dari kecil hingga anak-anak masuk ke dunia remaja. Jangan memberi peluang jeda hubungan itu putus.
Membuat jadwal yang menjadi kebiasaan keluarga sejak anak-anak masih kecil hingga besar untuk jalan-jalan misalnya. Tidak harus ke tempat jauh. Terpenting adalah quality time itu tetap diciptakan untuk bisa bertemu, bisa bergurai dan seterusnya.

Kita sebagai orang tua dalam memelihara hubungan seperti layang-layang. Ada kalanya ditarik, tapi ada kalanya dilepas supaya dia bisa terbang tinggi, tapi kita tetap memantaunya supaya tidak lepas.

Hal lain supaya kita tidak kaget adalah, bagaimana kita menyadari ketika anak-anak kita mulai remaja, perlakukan dia bukan seperti anak-anak, tapi menghargainya sebagai anak yang sudah mulai dewasa, besar. Menghargai anak sebagai indovidu yang ingin dianggap bukan lagi anak-anak menjadikan kita tidak kaget. Begitu juga bila kita berusaha untuk mengerti dia, maka diapun akan bersikap menghargai kita sebagai orang tua. Semoga!

Posting Komentar