Harus Tetap Mengantri Jawaban Tuhan?

Daftar Isi

Mengantri dan menunggu adalah kegiatan yang paling membosankan, termasuk ketika menunggu setiap jawaban Tuhan yang kita harapkan. Atau juga kita sebenarnya mengantri Tuhan menjawabnya. Tapi tetap saja menunggu dan mengantri sangat membosankan.

Mengantri seringkali menjadi bagian yang tidak terhindarkan dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun tidak ada yang benar-benar menikmati proses ini, banyak situasi yang mengharuskan kita untuk sabar menunggu giliran. 

Kita bisa merasa frustrasi ketika harus berdiri lama di depan ATM, terutama jika orang di depan kita tampaknya menghabiskan waktu yang tidak wajar. Di bank, antrian bisa lebih panjang dan prosesnya lebih lambat. 

Kita juga sering menemukan diri kita menunggu di toilet umum, di loket, atau saat akan bertemu dengan layanan pelanggan. Bahkan untuk makan di restoran, kita harus rela mengantri. Mengantri memang bisa sangat melelahkan. Betapa lebih menyenangkannya jika kita bisa mengurus hal-hal tanpa perlu menunggu terlalu lama, menghemat waktu yang berharga.

Semua contoh antrian yang disebutkan sebelumnya hanyalah proses menunggu yang ringan. Ringan? Benar, karena terdapat banyak jenis penantian yang jauh lebih berat. Seperti pasangan yang menunggu kehadiran anak, mereka yang lajang menantikan jodoh, menunggu anggota keluarga di rumah sakit menunjukkan pemulihan, atau menunggu kesembuhan kita sendiri, menanti keputusan dokter, menunggu perubahan sikap dari pasangan atau anak yang berperilaku buruk, dan lain sebagainya. 

Semua ini jauh lebih berat daripada sekadar antrian biasa, dan sering kali terasa lebih lama dari waktu yang sebenarnya. Kita sering kali merasa kesulitan untuk bersabar dalam menunggu, terutama ketika menghadapi masalah, berada dalam situasi yang sulit, dan ini adalah sesuatu yang dirasakan oleh hampir semua orang.

Bagaimana kalau yang ditunggu bukan soal giliran untuk dilayani atau untuk bertemu orang tapi menanti datangnya pertolongan dari Tuhan? Tidak bisa dipungkiri kita semua berharap itu datang secepatnya. Tapi bagaimana kalau jawaban tidak kunjung datang? Satu doa, dua, tiga, kalau Tuhan belum juga menolong, banyak yang kemudian kecewa bahkan putus asa. Banyak dari kita yang sulit bersabar apalagi kalau sedang berada dalam keadaan terdesak dan tertekan. 

Dalam momen-momen tertentu, kita mungkin merasa sulit untuk bersyukur, meskipun ajaran Tuhan telah mengingatkan kita untuk selalu bersyukur dalam segala situasi karena itulah kehendak Allah melalui Kristus. Seringkali, pemahaman kita tentang rasa syukur terbatas hanya pada kondisi atau situasi yang kita alami. Tidak ada yang nyaman menghadapi masalah dan semakin cepat teratasi, tentu lebih baik. Namun, terkadang bantuan Tuhan terasa begitu lama, atau bahkan terlambat. Akibat ketidaksabaran, banyak orang percaya yang tergoda oleh solusi instan yang sebenarnya tidak disetujui di hadapan Tuhan.

Ketika Tuhan membuat kita menunggu, Dia sebenarnya sedang menyiapkan yang terbaik di waktu yang tepat. Momen menunggu tidak harus selalu membosankan. Kita harus tetap setia berusaha dan berharap. Mendekatlah kepada Tuhan dan gunakan waktu menunggu untuk bersama-Nya, karena waktu yang dihabiskan bersama Tuhan tidak akan pernah sia-sia. 

Semakin dekat kita dengan-Nya, semakin kita mengerti rencana-Nya. Kita akan semakin yakin bahwa ada pelangi setelah hujan dan sukacita besar setelah penantian yang panjang. Kesabaran dalam menunggu bukanlah sesuatu yang instan, melainkan harus dilatih. Kesabaran harus dibina dengan kesabaran. Karena biasanya, semakin kita membiarkannya, semakin tidak sabar kita, dan semakin cepat pula kita menjadi emosional. Jika dalam menghadapi situasi dan orang lain kita sering diuji kesabaran, bagaimana dengan saat menunggu jawaban dari Tuhan? 

Seringkali, orang menjadi tidak sabar dan beranggapan bahwa Tuhan lambat dalam memberikan pertolongan. Kita sering memaksa Tuhan untuk menjawab doa kita sesuai dengan keinginan kita, menuntut agar waktu-Nya berjalan sesuai dengan waktu kita. Ironisnya, kita menganggap tindakan ini wajar. Kita dengan tenang menuntut Tuhan untuk memenuhi semua keinginan kita dengan segera. Jika belum terjadi atau tidak kunjung terjadi, kita cenderung mengeluh, memusuhi Tuhan dengan berbagai cara, seperti 'puasa' berdoa sebagai bentuk protes, atau yang lebih parah lagi, menghujat atau meragukan keberadaan-Nya. Namun, pada akhirnya, kita sendirilah yang rugi.

Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari, seperti apa akhir dari perjuangan kita ketika menghadapi masalah, tetapi semua tergantung dari sikap dan keputusan kita apakah kita mau menunggu Tuhan dengan sabar dan tekun, percaya sepenuhnya kepadaNya atau kita mau menyerah dan memilih meninggalkan Tuhan untuk mencari alternatif lain bukanlah pilihan yang bijak. 

Serahkanlah hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan, dan teruslah menguatkan serta meneguhkan hati kita dalam menantikan dan menunggu Tuhan. Ketika waktunya tiba, kita tidak akan menyesal atas keputusan tersebut. Memang tidak mudah bersabar menunggu di tengah tekanan, namun jika Tuhan telah berjanji yang terbaik, kita seharusnya dapat menghadapinya dengan lebih tenang. Di saat-saat seperti itu, kita dapat mengalami proses pembentukan diri untuk menjadi lebih kuat, lebih tahan uji, lebih matang, dan belajar mengandalkan Tuhan saja. 

Proses-proses berharga ini dapat berkembang dalam diri kita jika kita menghadapinya bersama Tuhan, dengan sabar menanti pertolongan-Nya yang akan datang tepat pada waktunya dengan penuh harapan dan kepercayaan. Pada saat yang tepat dan waktu yang terbaik, Tuhan akan memberikan pertolongan-Nya dan mengangkat kita dari segala pergumulan. 

Dia selalu siap menempatkan kita dalam keadaan yang baik, meskipun mungkin saat ini kita sulit melihat atau mempercayai hal tersebut. Suatu hari nanti, kita akan dapat bersukacita dan mengakui kebesaran Tuhan. Oleh karena itu, sahabat wanita, Tuhan tidak pernah lalai dalam menepati janji-Nya, dan Ia tidak pernah mempercepat atau memperlambat penggenapan janji-Nya bagi kita. Semuanya akan diberikan tepat pada waktunya. Tuhan tahu kapan saat yang tepat untuk menggenapi janji-Nya bagi kita, dan kapan kita harus menerimanya.

Menunggu atau mengantri memang membosankan, tapi apakah kita akan tetap sabar untuk melihat dan menyaksikan Tuhan menjawabnya. 

Posting Komentar