Haruskah Mengikuti Trens yang Berlaku di Masyarakat?
Kecenderungannya adalah untuk mendapat pengakuan dari lingkungan sekitar, berusaha agar dapat diterima dalam lingkungan pergaulannya, karena jika tidak maka dianggap ketinggalan jaman dan tidak diterima di lingkungan pergaulan. Contohnya, salah satunya yang sedang tren saat ini adalah sebuah komunitas yang dibentuk dengan tujuan utama adalah arisan dengan pengumpulan dana cukup tinggi, khususnya bagi masyarakat ekonomi menengah ke atas.
Tapi hal lain yang lebih pribadi bisa dijumpai seperti cara berpakaian, penampilan, gaya hidup, tempat
hiburan, tempat berbelanja, barang-barang mewah, teknologi, bahkan sampai
menjurus pada hal-hal negatif seperti merokok hingga dunia malam. Wah, ngeri
juga ya. Karena tidak semua bisa kita ikuti, harus menyesuaikan dengan banyak hal.
Jangan bersikap kaku, tetapi bersedia menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman dan kebiasaan umum. Hidup yang melawan arus tidak hanya berat dan sulit, tetapi juga bisa merugikan karena kita mungkin dianggap aneh. Sering pula kita mendengar ungkapan "Wani piro?" yang meskipun terdengar seperti lelucon, namun memiliki makna mendalam. Ungkapan ini kadang digunakan untuk menyindir bahwa segala sesuatu bisa terjadi, tergantung pada seberapa banyak uang yang kita bersedia keluarkan untuk menyuap.
Tekanan dari lingkungan sekitar sering kali membuat kita sulit untuk menolak berbagai hal, terutama bila ingin diterima dalam sebuah lingkungan atau komunitas. Namun, sebagai anak-anak Tuhan, kita harus bijaksana dalam mengikuti tren yang ada. Kita perlu memilih tren yang positif atau bahkan menolak tren yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip yang sekiranya itu merusak kehidupan rohani kita dengan tujuan agar kita tetap berada dalam kehendak Tuhan.
Tantangan baru bagi kita anak-anak Allah adalah berani tampil beda dengan apa yang sudah ditampilkan oleh dunia ini. Jika semua berlomba untuk menghalalkan segala cara, maka seharusnya tidak dengan kita. Kita mempunyai Allah yang kudus, sebab itu seharusnya hidup kita juga kudus. Kudus yang artinya berbeda dengan dunia ini, sungguh nyata sebuah ajakan bahwa kita harus berani mengambil keputusan dan sikap. Hal ini tidaklah mudah, karena kita akan melawan arus.
Saat dunia mengatakan “ya” terhadap sebuah penyimpangan, maka kita harus berani mengatakan tidak. Konsekuensinya sederhana, mungkin kita akan dikucilkan. Tetapi itulah yang membuat iman kita menjadi semakin kuat. Perlawanan kita terhadap arus yang menjerumuskan membuat kita kuat bertahan dalam kebenaran bersama Kristus.
Jika kita perhatikan sekeliling kita, ada orang yang ingin tampil beda, supaya dapat menarik perhatian orang banyak. Ada pula orang yang ingin tampil beda karena tidak ingin seorang pun menyamai atau menandinginya. Tetapi berani tampil beda yang dimaksudkan di sini bukanlah tampil beda yang seperti itu. Karena tampil beda yang dilandasi oleh motivasi ingin diperhatikan orang banyak, tidak ingin disamai siapa pun, membuktikan kemampuan diri dan alasan lain, semuanya itu dilandasi oleh akar dosa yang sama yaitu kesombongan.
Tuhan ingin kita tampil beda bukan untuk sebuah kesombongan melainkan Tuhan ingin kita berpikir dengan cara pikir Tuhan. Hal inilah yang menuntut sebuah keberanian. Beranikah kita ikut cara berpikir Tuhan walaupun untuk itu kita harus tampil beda dari orang-orang di sekeliling kita? Mengikuti pola pikir Allah berarti tidak mengikuti pola pikir duniawi. Seperti firman Tuhan yang mengatakan “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini.”
Sebagai anak Tuhan, kita memang perlu berani menunjukkan perbedaan. Kita adalah garam dunia, yang berada di antara mereka yang tidak percaya kepada Yesus. Kita menampilkan perbedaan itu dengan meneladani sifat-sifat Yesus, yaitu kasih. Kita tahu bahwa dalam kasih ada kesabaran, kelembutan, dan kemurahan hati. Ketika orang lain mencaci atau menghina, kita harus membalas dengan senyuman dan perkataan yang memberkati. Dan ketika mereka mengecewakan atau menyakiti hati, kita harus mendoakan mereka. Memang, ini bukanlah hal yang mudah.
Memang tidak
ada yang mengatakan bahwa mengikut Yesus itu mudah. Mungkin orang lain tidak
mengenal Yesus, tetapi mereka akan melihat Yesus melalui kehidupan kita
sehari-hari. Kita tidak usah bersaksi dengan perkataan yang keras tetapi bisa
dengan sikap hidup kita. Kita bisa memberkati mereka dengan
memberikan perhatian-perhatian kecil.
Sebagai orang percaya, kita harus mengembangkan sikap hidup yang kritis terhadap dunia ini dan menjauhi sikap hidup yang hanya ikut-ikutan apa yang secara umum dijalankan oleh orang banyak ataupun kebiasaan-kebiasaan yang umunya terjadi dalam masyarakat. Kalau berdasarkan tersebut apa yang berlaku di dunia ternyata tidak baik dan tidak berkenan di hadapan Allah, maka kita harus mau dan berani untuk tidak ikut-ikutan melakukannya.
Kita harus berani, tidak malu-malu atau takut, berani tampil beda dari orang-orang lain. Dengan kata lain, berani mewujudkan identitas sebagai pengikut Kristus, meskipun hal itu mungkin tidak sama atau serupa dengan yang dianut orang banyak. Sebagai garam dan terang dunia, keberanian untuk mempertahankan identitas juga dimaksudkan Tuhan untuk membawa berkat bagi sekitar kita.
Bagaimana agar anak Tuhan berani tampil berbeda dengan dunia ini? Hidup sesuai dengan firman Tuhan, menjauhi hawa nafsu dan dapat menjadi teladan (garam dan terang) bagi sesama di sekitar kita adalah cara yang paling ampuh agar kita tampil beda dengan dunia ini sebagai anak Tuhan yang taat dan setia. Jadi Sabat Wanita... tampil beda sebagai anak Tuhan, berani dong.
Jadi, haruslah kita selalu mengikuti tren yang terjadi di masyarakat? Selama tren itu baik dan membawa dampak positif dalam kehidupan kita, mengapa tidak. tetapi bila dampaknya negatif, mungkin kita akan bilang stop!
Posting Komentar
Karena saya percaya pengalaman Anda adalah berharga bagi keluarga lainnya.