Pentingnya Perasaan Empati Kepada Pasangan

Daftar Isi

 

Empati kepada pasangan adalah kemampuan untuk memahami atau mengerti dan merasakan perasaan yang sedang dialami oleh pasangan.

Dalam konteks pasangan rasa empati kepada suami atau sebaliknya, dalam prakteknya ketika melihat kondisi pasangan yang mungkin sedang mengalami sebuah persoalan atau apapun, maka situasi tersebut berusaha untuk dirasakan dengan melihat sudut pandangnya. Lalu diikuti oleh tindakan dengan cara mendukungnya.

Sikap empati kepada pasangan melibatkan tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu secara kognitif di mana kita berusaha memahami pikiran pasangan dengan melihat dari sisi pasangan itu sendiri. Kemudian berikutnya melibatkan emosi di mana kita ikut merasakan apa yang sedang dirasakan dan yang berikutnya adalah ada niat untuk bertindak dengan tujuan untuk menolong.

Mari kita langsung praktek soal empati dalam keluarga khususnya dalam hubungan suami istri ini. Laki-laki memasak? Tidak mengagetkan. Seorang istri membetulkan genteng rumah yang bocor? Hem, mungkin jarang kita dengar. Suami cuci baju? Saya juga sering menyaksikan. Isteri pasang gas elpiji, yah, sesekali saya juga dengar, dan saya pun biasa melakukannya.

Tapi tentu saja terkadang kita menyaksikan di mana ada aturan yang saklek berlangsung dalam keluarga di mana hal-hal yang saya sebutkan tadi adalah sesuatu yang tabu. Masak sih, laki-laki cuci baju anak dan istri? Apa mungkin ada istri yang sampai naik tangga dan membetulkan genteng yang geser? Bersyukur bila sebuah keluarga sudah membicarakan dengan baik tanggung jawab masing-masing atau mengambil peran dalam keluarga yang sudah ditentukan sejak awal.

Hanya saja terkadang, ada waktu-waktu di mana pasangan kita punya halangan yang membuat dia tidak bisa melakukan tugas dan tanggung jawabnya. Misalkan isteri hamil atau malah melahirkan yang tentu menjadikan istri tidak bisa melakukan tanggung jawabnya. Atau suami sedang sakit dan halangan-halangan lainnya yang terkadang muncul.

Dalam kondisi seperti itu, kesepakatan siapa melakukan apa dalam tugasnya itu tidak berjalan dengan baik. Dan hal tersebut bisa diatasi dengan mudah apabila masing-masing pihak suami istri tersebut memiliki perasaan empati kepada pasangan.

Empati adalah sikap turut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, walaupun ia sendiri tidak mengalaminya. Rasa empati ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan rumah tangga khususnya dalam hubungan suami istri. Sebagai contoh saja, kalau istri sedang hamil, seringkali ia tidak memiliki selera untuk menikmati makanan. Jangankan makan, mencium bau makanan saja, sudah mulai mual. Artinya apa? Kalau istri punya tugas memasak dalam keluarga, maka kita sebagai suami harus memiliki rasa empati dengan turun tangan untuk memasak, atau mencari jalan keluar supaya urusan makan tetap terpenuhi.

Sikap empati dalam hal ini begitu penting dimiliki oleh pasangan. Suami mencoba untuk mengerti bahwa sang istri sedang mengandung dan sedang punya masalah dengan perasaan-perasaan yang biasa muncul ketika kehamilan berlangsung. Suami tidak boleh ‘tidak mau tahu’ dengan urusan ini. Jangan sampai sebagai suami menggunakan ilmu ‘pokoknya’ makanan harus tersedia, Baju sudah siap dipakai, sudah dicuci, sudah disetrika dan sudah siap di lemari dan seterusnya.

Kalau soal makanan misalnya bisa saja ada yang bertanya, tapi sekarang kan mudah dengan adanya pesan makanan secara online? Banyak hal yang tentu harus dipikirkan dengan hal ini. Contohnya, kalau di perkotaan, tentu saja itu mudah dilakukan, tapi bagaimana dengan yang ada di pelosok desa? Berikutnya, tentu harus ada pengeluaran lebih ketimbang masak sendiri dan seterusnya.

Di sinilah pentingnya punya rasa empati dengan pasangan di masa-masa tidak normal. Perasaan empati di mana kita turut merasakan apa yang dirasakan oleh pasangan memungkinkan kita akan mengambil peran pasangan yang sedang tidak bisa dilakukannya. Terlebih, empati akan menjadikan kita mengerjakan tanggung jawab tadi dengan ikhlas dan ringan. Kita pasti melakukannya dengan senang hati.

Tapi bila pasangan tidak punya rasa empati, dan hanya berdasarkan kepepet, maka yang ada hanya uring-uringan saja. Jadi di sini kita bisa memulai membangun sebuah hubungan dengan perasaan empati dengan pasangan.

Posting Komentar