Wilayah Sensitif yang Harus Diketahui Oleh Suami dan Istri

Daftar Isi


Kunci keberhasilan hubungan suami dan istri dalam keluarga terletak bagaimana cara berkomunikasi yang efektif yang salah satunya adalah mengenal wilayah sensitif pasangan untuk dijaga.

Wilayah sensitif adalah hal-hal yang sensitif untuk diangkat sebagai pembahasan yang memerlukan kepekaan dalam berkomunikasi. Dalam konteks komunikasi antara suami dan istri di mana wilayah sensitif itu bisa berupa, soal keuangan, soal mertua dan seterusnya. Bagian-bagian sensitif tersebut perlu diketahui oleh setiap pasangan dengan tujuan untuk menjaga supaya masing-masing peka ketika mengangkat bagian-bagian sensitif itu dalam berinteraksi.

Ada tiga sikap ketika bahasan mengenai hal-hal sensitif muncul dalam komunikasi suami dan istri.  

  • Bisa jadi berusaha untuk dihindari sedemikian rupa sehingga masing-masing pihak benar-benar menjaga supaya tidak sampai muncul wilayah sensitif tersebut. 
  • Hal-hal sensitif bisa saja malah dijadikan senjata  yang mematikan perasaan pasangan ketika konflik terjadi. Dan yakinlah, bila wilayah sensitif tersebut diungkap sebagai bentuk penyerangan, maka hal tersebut akan menjadikan konflik semakin memanas dan menimbulkan luka yang mendalam bagi pasangan.
  • Berusaha masing-masing menyadari dan membahas hal-hal sensitif tersebut dengan mencari jalan keluar terbaik. Misalkan, kalau orang tua pasangan dengan latar belakang ekonomi yang rendah, maka justru pembahasan yang menghasilkan sesuatu yang positif adalah, bagaimana mengangkat ekonomi orang tua, atau saudara bila perlu.

Hal-hal sensitif tersebut bisa berupa latar belakang budaya, keluarga, sosial dan seterusnya untuk berhati-hati ketika mengangkatnya sebagai bahasan apalagi dijadikan bahan gurauan yang memancing ketersinggungan bagi pasangan. Misalkan, suami yang baru di PHK tiba-tiba dan kehilangan pekerjaan tentu saja menjadi wilayah sensitif mengangkat tentang uang dan penghasilan dengan membanding-bandingkan dengan pihak lain.

Wilayah sensitif bisa juga dalam bentuk keluarga, orang tua atau mertua dengan latar belakang berbeda secara ekonomi dengan pasangan, bisa menjadi wilayah sensitif untuk diangkat menjadi bahasan. Bila salah membahas, bisa mendatangkan ketersinggungan atau salah persepsi dalam menilai. Prinsipnya, wilayah sensitif bisa dalam banyak bentuk, tapi prinsipnya adalah, keadaan di mana bila wilayah sensitif itu diangkat dan keliru dalam membicarakan bisa menjadi bagian yang sangat sensitif dan mendatangkan konflik dan pertengkaran yang merusak hubungan.

Kalau demikian apakah tidak boleh sama sekali mengangkat hal-hal sensitif menjadi sebuah bahasan dalam berkomunikasi? Justru wilayah sensitif tersebut perlu untuk dibahas dengan tujuan supaya semuanya menjadi jelas bagi pasangan. Kenapa hal-hal sensitif ini perlu diangkat dan menjadi jelas, tujuannya masing-masing pihak baik suami maupun istri akan mengerti supaya dalam komunikasi berikutnya hal-hal sensitif tersebut menjadi peringatan.

Sebaiknya bicarakan baik-baik bahwa masalah sensitif tidak bisa dijadikan pola untuk menyerang pasangan ketika konflik terjadi. Apalagi bila mengingat bahwa pernikahan itu merupakan bentuk di mana laki-laki dan perempuan sudah dipersatukan Tuhan dan sudah disaksikan jemaat dengan berjanji bahwa kita akan saling mengasihi. Maka tentu saja kita terus berusaha untuk melindungi pasangan, mengasihi pasangan. Firman Tuhan tentu sudah jelas bagaimana pola keluarga Kristen itu dibangun, Efesus 5:25, begitu juga istri harus menghormati suami Efesus 5:33

Misalkan ketika berbicara soal orang tua atau mertua. Bagaimanapun setiap orang yang lahir dan besar dari orang tua yang sejak kecil dikasihi dan dihormati, maka sudah selayaknya pasangan akan mengambil sikap yang sama yaitu menghormati dan mengasihi orang tua dan mertua. Makanya, sudah sepatutnya juga masing-masing pihak tidak menghina orang tua atau mertua atau mengungkapkan hal-hal yang tidak baik mengenai orang tua tersebut. Karena bila sampai muncul hal-hal negatif tentang orang tua tersebut, bisa menjadi masalah yang rumit dalam komunikasi.

Jadi, dengan mengetahui wilayah-wilayah sensitif dalam berkomunikasi antara suami dan istri akan menjadikan semua pihak akan menjaga supaya hal-hal sensitif tersebut tidak menimbulkan konflik dalam rumah tangga.

Posting Komentar