Penjara Seumur Hidup Ketika Kita Dibelenggu oleh Ketakutan
Bukan hanya orang yang diputuskan bersalah yang hidup dalam penjara, tetapi terkadang kita pun merasa terjebak dalam "penjara" pikiran. Banyak dari kita yang telah mengaku mempercayai Tuhan, namun tetap memilih untuk tinggal dalam "penjara" ketakutan.
Ketakutan adalah salah satu belenggu yang sering menghambat iman kita. Ketika menghadapi sesuatu yang terasa tidak aman dan mengancam ketenangan, kita mudah terjebak dalam ketakutan itu sendiri. Padahal, ketakutan yang berlebihan hanya akan menghambat langkah kita menuju pertumbuhan dan keberhasilan. Penjara yang ada dalam pikiran kita sehingga kita tidak mampu merdeka, bebas untuk lepas dari kungkungan.
Pernahkah Anda bermain ular tangga? Ya, begitulah hidup ini persis seperti permainan ular tangga. Kita harus melewati setiap tahapan yang seharusnya penuh keyakinan. Pekerjaan, pelayanan, keluarga, sekolah, dan pernikahan adalah bagian dari perjalanan yang harus kita lalui. Terkadang ada "ular" yang membuat kita terjatuh dalam kegagalan dan kekecewaan, tetapi jangan terpenjara, jangan berhenti, sebaliknya harus percaya bahwa di petak berikutnya akan ada "tangga" yang membawa kita lebih tinggi.
Pernahkah kita bertanya, apa arti ketakutan itu? Kata "takut" berarti merasa gentar atau ngeri menghadapi sesuatu yang dianggap dapat mendatangkan bencana. Ketakutan yang dipelihara tidak hanya berdampak buruk bagi diri sendiri tetapi juga bagi orang-orang di sekitar kita. Ketakutan membuat kita terpenjara, yaitu kita tidak bisa berkembang, menghambat potensi, dan merintangi berkat yang seharusnya kita terima.
Apakah ketakutan yang memberi kita hidup? Tentu tidak. Sebagai orang beriman, Tuhanlah yang memberi kita hidup dan berkat. Namun, mengapa ketakutan tetap berputar dalam hati dan pikiran kita dan merasa nyaman dipenjara seperti itu? Karena kita lebih sering mendengarkan bisikan "ular" seperti permainan ular tangga tadi, dibandingkan firman Tuhan yang sebenarnya mau membebaskan. Kita harus tetap rendah hati ketika menghadapi tantangan dan tidak menyalahkan orang lain atas keadaan kita. Sebab, meskipun orang lain berusaha menjatuhkan kita, tangan Tuhan selalu siap mengangkat kita lebih tinggi.
Manusia cenderung takut akan ketidakpastian dan penderitaan di masa depan. Rasa takut dan khawatir memang wajar, tetapi jangan sampai kita terpenjara olehnya. Orang yang sungguh-sungguh mempersiapkan masa depannya tentu memiliki kekhawatiran, tetapi biarlah dalam kekhawatiran itu kita tetap mengandalkan Tuhan. Jangan takut gagal, jangan takut menerima arahan dari firman-Nya, dan jadilah pendengar yang baik. Hari esok ada di tangan Tuhan, dan tidak ada seorang pun yang mengetahuinya.
Sering kali kita merasa cemas dan takut berlebihan, terutama tentang masa depan. Kita mudah terpaku pada perhitungan masalah dan kesulitan yang kita alami, yang pada akhirnya hanya membuat kita semakin terpuruk. Padahal, semakin kita menghitung-hitung kesulitan, semakin kita kehilangan kekuatan dan kembali lagi penjara pikiran itu terjadi. Sebaliknya, kita harus percaya bahwa Tuhan peduli dengan segala yang kita alami. Jika kita ingin hidup diberkati, buanglah jauh-jauh ketakutan itu, dan terus berusaha untuk keluar dari ketakutan itu sendiri.
Mengapa ketakutan harus dikalahkan? Karena ketakutan adalah senjata "ular" untuk menghancurkan kehidupan orang percaya. Oleh sebab itu, kita harus menyingkirkan rasa takut dan khawatir agar tidak memberikan celah bagi bagi si "ular" untuk masuk ke dalam hati kita. Jika burung di udara saja Tuhan pelihara dan bunga di padang Tuhan hiasi, apalagi kita yang diciptakan serupa dengan-Nya. Roma 8:31b berkata, "Jika Allah di pihak kita, siapakah yang dapat melawan kita?"
Jangan takut untuk melangkah dan menghadapi tantangan dengan iman. Jadilah pribadi yang kuat dan selalu berpegang pada firman Tuhan. Serahkan segala kekhawatiran kepada-Nya, karena Dia yang akan membela kita. Bila kita mengikutsertakan Tuhan dalam setiap rencana kita, maka usaha kita tidak akan sia-sia, sebab Tuhan bekerja dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikan.
Bagaimana kita dapat menang atas ketakutan? Hanya dengan satu cara: mengandalkan Tuhan dalam segala hal. Dengan bersandar kepada-Nya, pertolongan-Nya akan nyata dalam hidup kita, dan mujizat akan terjadi. Jadi, sahabat wanita, jangan pelihara rasa takut dan kuatir. Percayalah, Tuhan selalu menyertai kita!
Posting Komentar
Karena saya percaya pengalaman Anda adalah berharga bagi keluarga lainnya.