Tampil Beda di Tengah Tren: Keberanian Menjadi Garam dan Terang di Era Digital
Di tengah derasnya arus globalisasi dan tren gaya hidup modern, khususnya di kalangan wanita dan anak muda, tampil sesuai tren sering kali dianggap sebagai cara untuk diterima. Komunitas sosial, seperti arisan kalangan atas, menjadi ruang aktualisasi diri dengan penampilan, gaya hidup, dan kemewahan yang menonjol.
Namun, di balik semua itu, ada tekanan besar: jika tidak mengikuti tren, dianggap "ketinggalan zaman". Bahkan, demi eksistensi, sebagian rela masuk dalam gaya hidup yang berbahaya — dari kemewahan konsumtif hingga dunia malam. Selain memaksakan diri dengan berusaha dengan sekuat tenaga supaya bisa beradaptasi tersebut akhirnya malah ikut-ikutan dengan berbagai hal yang buruk.
Ketika dunia berkata "Ikut arus", Tuhan berkata "Berani beda". Sering kali kita dengar nasihat: "Ikuti zaman biar tidak tersingkir." Tapi bagaimana jika tren itu bertentangan dengan kehendak Tuhan? Sebagai anak-anak Tuhan, kita tidak dipanggil untuk meniru dunia, tetapi untuk menjadi berbeda — kudus, artinya dipisahkan untuk tujuan yang mulia.
Berani tampil beda bukan soal penampilan unik atau ingin tampil mencolok, melainkan tentang keberanian untuk hidup sesuai cara pikir Tuhan. Firman Tuhan jelas berkata: "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini." (Roma 12:2)
Berani beda artinya menolak kompromi. Dunia mungkin berkata, "Semua bisa diatur, tergantung uang dan relasi." Tapi anak Tuhan dipanggil untuk hidup benar, bukan pragmatis. Berani berkata "tidak" saat semua orang berkata "ya" pada hal yang salah, adalah bentuk iman yang nyata.
Konsekuensinya? Bisa jadi dikucilkan atau dianggap aneh. Namun dalam kesendirian itulah, iman kita diuji dan dimurnikan. Kita hidup bukan untuk menyenangkan manusia, tetapi untuk memuliakan Allah.
Jangan ikut-ikutan, tampil beda dengan kasih Kristus. Tampil beda tidak selalu harus keras atau frontal. Kita bisa menjadi berbeda lewat kasih, kelembutan, kesabaran, dan kerendahan hati — karakter Kristus yang hidup dalam kita.
Saat orang memaki, kita bisa membalas dengan senyum. Saat dikhianati, kita bisa tetap mendoakan. Inilah cara efektif bersaksi di zaman digital: bukan dengan kata-kata yang keras, tapi lewat sikap hidup yang nyata.
Hidup dalam firman: Kunci menjadi terang di tengah dunia. Kita perlu mengembangkan sikap kritis terhadap budaya sekitar dan tidak asal ikut-ikutan. Tren yang tidak sesuai firman Tuhan harus ditolak, meski itu berarti melawan arus mayoritas.
Sebagai garam dan terang dunia, tugas kita bukan hanya mempertahankan iman, tapi menjadi teladan dan pembawa pengaruh yang baik. Identitas sebagai pengikut Kristus harus jelas terlihat dalam sikap, keputusan, dan gaya hidup kita.
Kesimpulannya bahwa tampil beda bukan sekadar gaya, tapi iman. Menjadi berbeda bukanlah sesuatu yang memalukan. Justru di situlah kekuatan kita sebagai anak Tuhan. Tampil beda adalah keberanian untuk menolak dunia dan memilih jalan Tuhan.
Di tengah tren dan tekanan zaman, mari tampil beda bukan karena ingin mencolok, tapi karena kita mencerminkan kasih Kristus. Dunia butuh lebih banyak wanita dan pemuda yang berani jadi garam dan terang. Dan kamu bisa jadi salah satunya!
Posting Komentar
Karena saya percaya pengalaman Anda adalah berharga bagi keluarga lainnya.