Waspadai Lubang Kehidupan: Jangan Terjebak Perangkap Dosa yang Mengintai Setiap Langkah

Daftar Isi


Saat mengendarai kendaraan di jalan raya, kita sering kali menjumpai jalan berlubang atau terjal berbatu. Sayangnya, banyak dari kita yang tetap menerobosnya, meski tahu bahwa itu bisa merusak kendaraan atau bahkan membahayakan nyawa. Waspadai Lubang Kehidupan: Jangan Terjebak Perangkap Dosa yang Mengintai Setiap Langkah

Hal yang sama juga kerap terjadi pada anak-anak kita. Mereka sering berlari tanpa memedulikan jalan di depan, hingga akhirnya terjatuh ke dalam lubang. Sebuah kejadian sederhana, namun menggambarkan sebuah realita kehidupan yang lebih dalam. Berita tentang artis yang jatuh dengan obat-obatan terlarang, sering kita dengar, dan ternyata sering kali walaupun sudah dipenjara, mereka tidak sedikit yang tidak jera, malah melakukannya lagi dan lagi.

Lubang yang tidak kasat mata. Tahukah kita bahwa dalam hidup ini pun ada banyak lubang tak kasat mata—bukan sekadar lubang fisik, melainkan lubang-lubang dosa? Lubang ini bisa berbentuk godaan kecil, keputusan yang sembrono, atau bahkan kebiasaan lama yang diam-diam kembali menghampiri.

Kita sering kali begitu lemah dalam menghadapi berbagai perangkap dosa. Sedikit saja terlihat nikmat, kita bisa dengan mudah masuk ke dalamnya. Demi kesenangan sesaat, kita rela mengorbankan kedamaian batin dan keselamatan kekal.

Peringatan dari firman Tuhan. Firman Tuhan sudah memberi kita peringatan yang sangat jelas:

“Janganlah menempuh jalan orang fasik, dan janganlah mengikuti jalan orang jahat. Jauhilah jalan itu, janganlah melaluinya, menyimpanglah dari padanya dan jalanlah terus.” (Amsal 4:14-15)

Ada banyak jalan di depan kita—ada yang terang, ada pula yang tampak menggoda namun berujung petaka. Maka dari itu, kesadaran rohani menjadi kunci. Kita harus benar-benar peka terhadap arah yang kita tempuh dan setiap keputusan yang kita ambil.

Godaan dunia dan kebiasaan lama. Dosa tidak selalu datang dalam rupa yang menakutkan. Justru sering kali ia tampil dalam kemasan yang menarik, wajar, dan seolah tak berdosa. Itulah sebabnya kita perlu waspada. Sekalipun kita sudah meninggalkan kebiasaan buruk di masa lalu, potensi untuk jatuh lagi tetap ada.

Ungkapan ini sangat relevan:

“Hanya keledai yang jatuh ke dalam lubang yang sama.”

Namun, betapa seringnya kita justru menjadi "keledai" itu—berulang kali jatuh dalam kesalahan yang sama. Ini bukan soal kurang tahu, melainkan karena kurang sadar. Kita lengah. Kita menoleransi dosa kecil. Dan dari situlah lubang-lubang kembali menjerat.

Menjaga pergaulan dan pengaruh. Memiliki hubungan sosial itu penting. Tapi kita harus bijak dalam memilih pergaulan. Jangan sampai pergaulan yang salah justru menarik kita kembali ke jalan yang menyimpang. Kita dipanggil untuk menjadi terang, bukan terbawa arus gelap.

Jangan takut untuk menjadi berbeda. Bila kita konsisten hidup dalam kebenaran, kita bukan hanya menjaga diri sendiri tapi juga menjadi berkat bagi orang lain, termasuk keluarga dan anak-anak kita.

Bersandar pada Roh Kudus, bukan diri sendiri. Perjuangan melawan dosa bukan perkara mudah. Kita punya daging yang lemah, keinginan duniawi yang terus menggoda. Tapi kita tidak berjalan sendiri. Roh Allah-lah yang akan memampukan kita untuk menang, selama kita hidup dalam kesadaran akan identitas kita sebagai anak-anak AllahKita sudah ditebus. Kita berharga. Kita punya kedudukan tinggi sebagai umat yang dikasihi-Nya.

Maka milikilah tekad yang sungguh, kesadaran penuh, dan kerinduan untuk terus mendekat kepada Tuhan. Jangan izinkan lubang-lubang dosa memperlambat langkah kita menuju keselamatan.

Jadilah berkat dan tetap waspada. Bukan hanya kita yang perlu waspada, tapi juga orang-orang di sekitar kita. Anak-anak kita, pasangan kita, sahabat kita. Mari kita menjadi teladan dalam kehidupan, agar mereka pun bisa berjalan dengan aman, menghindari lubang-lubang dosa yang mengintai.

Hiduplah dalam kesadaran rohani, dan biarlah kasih karunia Tuhan yang terus menuntun langkah kita. Jadilah terang, jadilah berkat—bukan hanya untuk kemuliaan Tuhan, tetapi juga untuk masa depan yang penuh damai dan keselamatan kekal.

Posting Komentar