Jangan terlambat: Hargai Kebersamaan dengan Anak-anak Karena Waktunya Cepat Berlalu

Daftar Isi


Pernahkah Anda tiba-tiba berhenti sejenak, melihat anak-anak Anda yang kini sudah tumbuh besar... dan bertanya dalam hati, “Kapan terakhir kali aku menggendong mereka?”

Dulu, mereka selalu ingin dipeluk, digendong, bahkan mengekor ke mana pun kita pergi. Tapi sekarang, mereka sudah punya kesibukannya sendiri. Mereka sudah mulai berkata, “Biar aku sendiri, Ma... Pa... gak usah diantar.” Dan hati kita terasa... sunyi. Seperti ada ruang kosong yang dulu dipenuhi tawa dan rengekan kecil mereka.

Saya rasa, banyak dari kita sebagai orang tua, baru menyadari betapa berharganya momen-momen kecil itu... ketika semuanya sudah berlalu. Ketika pelukan kecil itu sudah berganti dengan anggukan dingin. Ketika cerita polos mereka sebelum tidur sudah digantikan oleh jadwal belajar, tugas sekolah, atau bahkan... pintu kamar yang selalu tertutup.

Waktu memang licin bak belut, cepat berlalunya. Diam-diam berjalan tanpa kita sadari. Dan tahu-tahu, anak-anak yang dulu kita suapi, kini sudah bisa membuat sarapan sendiri. Anak-anak yang dulu kita tuntun, kini berjalan mendahului kita.

Tapi, untuk Anda yang hari ini masih punya anak-anak kecil di rumah... yang masih sering berlari memeluk Anda, merengek minta main, atau sekadar duduk di pangkuan sambil bercerita. ketahuilah, Anda sedang berada di masa emas kehidupan sebagai orang tua. Hargailah waktu-waktu bersama mereka, jangan sia-siakan bersamanya. 

Masa yang mungkin terasa melelahkan, tapi sangat berharga.

Karena pelukan yang mereka berikan sekarang... tidak akan sama saat mereka sudah remaja, waktu pemuda, apalagi ketika sudah berumah tangga. Celotehan polos mereka hari ini... suatu saat akan tergantikan oleh kalimat-kalimat singkat atau bahkan diam.

Maka, manfaatkanlah waktu itu. Waktu yang hari ini tampak biasa, tapi nanti akan sangat kita rindukan.

Matikan sejenak layar ponsel saat mereka bicara. Lihat mata mereka saat mereka menunjukkan gambar acak yang mereka gambar. Dengarkan cerita-cerita aneh mereka yang mungkin tidak masuk akal. Anda mungkin sudah tahu semuanya tentang apa yang ingin diceritakan, maka berilah telinga Anda untuk memperhatikan.... karena bagi mereka, perhatian kita adalah bentuk cinta yang paling nyata.

Tidak ada orang tua yang sempurna. Tapi anak-anak tidak mencari kesempurnaan. Mereka hanya butuh kehadiran. Butuh pelukan. Butuh tawa bersama. Dan semua itu... tidak butuh biaya besar. Hanya butuh waktu dan kesadaran untuk hadir.

Karena satu hari nanti, ketika rumah sudah lebih sepi, dan suara mereka tak lagi terdengar setiap saat... kita akan tahu, bahwa momen-momen itu tak akan pernah kembali.

Dan satu-satunya yang tersisa... adalah kenangan. Kenangan tentang masa ketika tangan kecil itu pernah menggenggam tangan kita begitu erat. Tentang suara mereka yang dulu memanggil, “Papa… Mama… peluk aku.”

Jadi, untuk siapa pun yang hari ini sedang menjalani masa-masa itu, masa di mana anak-anak sedang ingin dekat dengan kita sebagai orang tua: jangan tunggu sampai semuanya hanya menjadi cerita. Hidupkan momen itu hari ini. Peluk anak-anak Anda lebih lama. Dengarkan mereka lebih dalam. Dan hadir… sepenuhnya, sebelum waktu mencuri semuanya. Dan kita hanya hanya mengingat masa-masa indah yang tidak banyak kita berikan kepada mereka.

Kata penulis Mazmur 103:15-18 (TB)  Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga; apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi.

Tetapi kasih setia TUHAN dari selama-lamanya sampai selama-lamanya atas orang-orang yang takut akan Dia, dan keadilan-Nya bagi anak cucu, bagi orang-orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan yang ingat untuk melakukan titah-Nya.

Posting Komentar