Anak Belum Bisa Bicara, Tapi Sudah Mengerti Cinta

Daftar Isi


Banyak orang tua berpikir bahwa karena anak mereka belum bisa berbicara, maka hubungan yang bisa dibangun masih terbatas. Padahal, justru di masa inilah, saat kata belum bisa terucap, cinta, kelekatan, dan rasa aman dibentuk sangat kuat.

Perlu Diketahui Bahwa:

1. Komunikasi Nonverbal Itu Nyata
Anak usia 1–3 tahun sangat peka terhadap intonasi suara, ekspresi wajah, dan kehadiran fisik orang tuanya. Saat orang tua memeluk, menggendong, menyuapi dengan sabar—anak belajar: "Aku dicintai."

Cinta tidak hanya diucapkan dengan kata-kata, tapi dengan kehadiran. Kita mungkin sibuk bekerja, tapi anak tak tahu soal alasan. Ia hanya tahu, "Mama/Papa sering tidak ada." Maka, waktu-waktu kecil seperti memandikan, mengganti popok, atau membacakan cerita, bisa menjadi jembatan kasih yang kokoh.

2. Sentuhan Membentuk Ikatan
Para ahli menyebut bahwa sentuhan bukan hanya menghangatkan tubuh anak, tapi juga mengembangkan otaknya. Tapi Alkitab telah lebih dahulu mengajarkan nilai dari belaian dan pelukan kasih.

Jangan malu memeluk anak kecil. Jangan pelit menyentuh dengan kelembutan.
Mungkin ia belum bisa berkata “Aku sayang Mama,” tapi ia menyimpannya, dan itu akan muncul saat ia lebih besar, dalam sikap dan kata yang Anda sendiri akan terkejut saat mendengarnya nanti.

3. Anak Belajar Cinta dari Wajah Orang Tuanya
Wajah orang tua adalah cermin pertama dunia bagi anak. Bila yang ia lihat adalah wajah yang penuh marah, cemas, tergesa-gesa, maka itulah yang ia rekam.

Sebaliknya, ketika anak melihat wajah yang menyambut, tersenyum saat menatapnya, ia akan tumbuh menjadi anak yang percaya diri, tenang, dan merasa berharga. Orang tua yang kelelahan tetap bisa menguatkan hati anak dengan senyum kecil.

Kadang kita berpikir, “Ah, dia masih kecil, tidak mengerti.” Tapi justru karena kecil, ia merekam semuanya tanpa filter.

4. Tuhan Menitipkan Hati Kecil Itu Kepada Kita
Kita bukan hanya orang tua secara biologis. Kita adalah penatalayan jiwa kecil yang dipercayakan Tuhan. Dan waktu tidak bisa diulang. Hari ini dia 2 tahun, besok tiba-tiba sudah 7 tahun.

Pertanyaannya: Apakah ia tumbuh dengan penuh cinta? Apakah ia bisa mengerti kasih Tuhan karena ia pertama-tama mengalami kasih orang tuanya?

Mungkin kita tidak sempurna. Tapi satu pelukan, satu perhatian, satu senyuman setiap hari—itu investasi kasih yang akan dibawa anak seumur hidup.

Penutup

Menarik bila membaca dari kitab Yesaya 66:13:

"Seperti seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah Aku akan menghibur kamu; kamu akan dihibur di Yerusalem."

Tuhan menggambarkan kasih-Nya seperti seorang ibu yang menghibur anaknya—lembut, penuh perhatian, dan penuh pelukan.

Anak kita mungkin belum bisa berkata, “Aku mencintaimu.” Tapi dengan matanya, dengan senyumnya, dengan lengketnya ia pada kita—sebenarnya ia sudah sedang berbisik: “Terima kasih sudah hadir. Terima kasih sudah mencintaiku sejak aku belum bisa bicara.”

Posting Komentar