Bagaimana Kita Mempelajari Tentang Waktu: Dulu, Kini dan Sekarang?
Saudara, hari ini, saya ingin mengajak Anda untuk merenung sejenak. Bukan untuk menyesali, bukan untuk mengkhawatirkan, tapi untuk memahami. Tentang apa? Tentang tiga masa yang selalu mengelilingi hidup kita: masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Mari kita mulai dari yang pertama Masa Lalu. Setiap dari kita punya kisah tersendiri. Ada yang indah, ada yang pahit, dan saking pahitnya kalau bisa kita ingin menguburnya dan dilupakan. Tapi yang harus kita sadari adalah, masa lalu itu bukan untuk disesali, bukan untuk ditangisi terus-menerus, apalagi memberi kesempatan untuk menyiksa diri kita, perasaan kita. Karena dari sana kita juga bisa belajar darinya. Makanya masa lalu bisa dikatakan sebagai guru terbaik yang Tuhan kirimkan untuk kita. Tuhan mengajarkan kita lewat pengalaman, bukan teori dari orang lain, tapi pengalaman dari apa yang pernah kita jalani.
Tapi saya pernah gagal? Itu pelajaran. Pernah disakiti? Itu penguatan. Pernah bahagia? Itu pengingat bahwa hidup itu bisa begitu indah dan ada sesuatu yang bisa diceritakan. Jadi, jangan buang energi untuk terus menyesali dan bertanya, “kenapa dulu aku begitu ya, kenapa waktu itu aku tidak naik kelas, kenapa aku gagal masuk ini dan itu dan seterusnya.” Lebih baik kita mengubahnya dengan bertanya, “Apa yang bisa aku petik dari itu semua?” Belajarlah, lalu lepaskan.
Ok, mari kita beranjak ke waktu berikutnya, yaitu masa kini, sekarang ini. Saudara, inilah satu-satunya waktu yang benar-benar kita miliki, sekarang. Bukan kemarin, bukan besok. Tapi hari ini. Sekarang ini, hidup yang sedang kita jalani.
Yang harus disadari adalah, apa yang kita lakukan hari ini, menentukan cerita masa depan kita. Maka hadirkan diri sepenuhnya, sekarang ini. Fokuslah dengan kesempatan yang disediakan Tuhan saat ini. Jangan buang-buang waktu dengan percuma, karena seperti yang saya sebutkan tadi, ini menentukan masa depan kita nanti. Posisi kita ada di Tengah-tengah, jadi jangan hidup sambil menengok terus ke belakang, atau malah menatap terlalu jauh ke depan hingga lupa melangkah sekarang ini.
Bila selama ini kita kurang memperdulikan hidup yang kita Jalani, cobalah Ketika bangun pagi dengan memiliki sesuatu untuk dikerjakan. Lakukan tanggung jawab yang diberikan Tuhan sekarang ini dengan hati. Ucapkan kata-kata yang membangun diri sendiri dan orang-orang yang ada di sekitar kita, bukan yang melukai tapi menghibur. Karena satu detik saat ini kita lewati dengan Tindakan apapun, itu juga menjadi masa lalu Ketika kita berada di masa depan nanti. Jadi ibaratnya hari ini adalah benih yang akan tumbuh di kemudian hari, seperti apa buah yang akan kita petik.
Dan yang terakhir adalah masa depan.Semua orang sepakat kalau masa depan penuh misteri, dalam artian kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Kecuali kita meyakini bahwa Tuhan akan menyediakan terbaik dalam hidup kita Ketika kita setia kepadaNya. Masa depan itu seperti ladang. Kalau kita menabur sekarang dengan baik, meyakini bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala hal untuk kebaikan kita seperti yang dijanjikan Tuhan melalui Kitab Roma 8:28, kita tinggal menunggu waktu untuk menuainya.
Sehingga, masa depan bukan untuk dicemaskan berlebihan. Kita bukan peramal. Kita hanya mengandalkan Tuhan, merancang arah, kita siapkan bekal, lalu kita langkahkan kaki dengan pasti bahwa yang terbaik akan kita raih nantinya.
Jadi tiga masa ini hadir bukan untuk membingungkan kita. Tapi untuk menyadarkan bahwa belajarlah dari masa lalu, jalani masa kini, rencanakan masa depan Bersama Tuhan.
Posting Komentar
Karena saya percaya pengalaman Anda adalah berharga bagi keluarga lainnya.