Anak Bertanya Selain Ingin Tahu Juga Karena faktor ini

Table of Contents


Hari ini saya ingin mengajak kita semua untuk merenung bersama dalam tema yang sangat dekat dengan keseharian kita, terutama jika kita sedang mendampingi anak pada rentang usia 4 hingga 6 tahun. Judul kita hari ini adalah: “Ketika Anak Bertanya, Jangan Sibuk Menjawab Saja.”

Pernahkah kita dihujani pertanyaan seperti ini? “Mama, kenapa langit biru?” atau, “Kenapa ada bulan kalau sudah malam?” Atau juga “Kenapa semut nggak pernah tidur?” Atau ini yang bisa membuat kita bingung, “Kalau Tuhan tinggal di surga, kok bisa dengar kita di sini?”

Dulu, saya sering merasa kewalahan. Kadang jawab sekenanya, karena saya pikir, ah dia masih kecil. Atau kadang kita malah diam. Lain waktu kadang justru menjawab panjang lebar, berharap anak puas... ternyata dia malah lanjut bertanya!

Tapi satu hal yang saya pelajari, sebenarnya anak tidak selalu butuh jawaban lengkap dari kita. Kadang, mereka hanya ingin tahu: "Mama mau dengerin aku nggak? Mama peduli nggak sama rasa penasaranku?"

Bunda, pertanyaan anak itu bukan ujian akademis bagi kita. Itu adalah undangan untuk masuk ke dalam dunianya anak-anak kita.

Sebenarnya pada usia 4–6 tahun, anak-anak kita itu masuk ke masa emas rasa ingin tahu. Di usia ini, otak anak berkembang sangat pesat. Imajinasi mereka luas, nalar mereka mulai terbentuk, dan mereka mulai menyadari bahwa dunia ini besar dan penuh hal-hal yang belum mereka pahami.

Mereka sedang mencari pemahaman, tapi lebih dari itu, mereka sedang mencari relasi. Mereka belajar bahwa pertanyaan bisa mendekatkan atau menjauhkan. Dan siapa yang pertama kali mereka uji? Kitalah orang tuanya.

Harus diingat adalah kita jangan terjebak jadi “google” berjalan. Tidak usah sampai seperti itu. Ini pengalaman saja, ya, saya pernah melakukannya: menjawab setiap pertanyaan anak seperti sedang presentasi.

“Langit biru karena cahaya matahari dihamburkan oleh atmosfer, cahaya biru lebih tersebar, maka mata kita menangkap warna biru.”

Anak saya malah bengong... lalu tanya, “Jadi Tuhan suka warna biru ya, Ma?” Saya tertawa, tapi saya sadar... Anak saya tidak mencari pengetahuan dulu. Ia mencari percakapan. Maka saya mulai belajar menjawab dengan bertanya balik: “Kamu pikir kenapa langit warnanya biru, ya?” atau “Kalau Tuhan tinggal di surga, kamu bayanginnya kayak apa?”

Dan dari situ, obrolan yang hangat terbangun. Bukan sekadar tanya-jawab, tapi pertukaran pikiran dan perasaan. Anak merasa dihargai. Ia merasa didengar. Dan saya? Saya merasa lebih dekat dengan dia.

Sehingga jangan pernah mengabaikan pertanyaan walaupun bagi kita terasa aneh, atau sulit. Anak-anak kadang bertanya hal yang membuat kita bingung atau bahkan takut: “Kenapa orang bisa mati?” atau “Kalau Tuhan baik, kenapa ada orang jahat?” Juga bisa saja muncul pertanyaan “Aku nanti besar bisa nggak jadi cewek walaupun aku cowok?”

Jangan buru-buru memotong atau menolak. Kalau kita tampak takut, anak belajar: “Oke, topik ini tabu.” Padahal, anak hanya sedang mencoba memahami dunia dan dirinya. Kita bisa berkata: “Itu pertanyaan yang penting, dan Mama juga dulu pernah berpikir begitu. Gimana kalau kita pikirkan bareng?” Atau: “Itu sulit dijawab langsung ya, tapi Mama senang kamu nanya.” Dengan begitu, anak tahu bahwa rumah adalah tempat aman untuk bertanya, tanpa takut dihakimi.

Saudara, ketika anak bertanya, mari kita jangan terlalu cepat menjawab. Alih-alih menjadi buku jawaban, mari kita jadi jendela, tempat anak bisa melihat dunia bersama kita. Karena mungkin... anak kita tidak akan ingat semua jawaban kita, tapi ia akan selalu ingat bagaimana kita menanggapi pertanyaannya. Apakah dengan cinta, atau dengan tergesa. Apakah dengan kehangatan, atau dengan kekesalan.

Saya ingin menutup tulisan ini dengan Amsal 20:5 “Rancangan di dalam hati manusia itu seperti air yang dalam, tetapi orang yang pandai tahu menimbanya.” Ya, anak kita punya banyak “air dalam”, rasa penasaran, kebingungan, bahkan ide-ide unik. Tugas kita sebagai orang tua adalah menimba itu dengan bijaksana, sabar, dan penuh kasih.

Posting Komentar