Cara Bijak Menghadapi Penolakan Mertua Terhadap Pernikahan Anak

Daftar Isi

Menikah seharusnya menjadi awal kehidupan baru yang penuh suka cita, tetapi bagi sebagian pasangan, kebahagiaan ini terganggu karena penolakan dari pihak mertua. Ada banyak alasan yang membuat mertua tidak setuju: perbedaan suku, latar belakang sosial, atau sekadar ketidaksukaan pribadi terhadap pilihan anaknya. Situasi ini semakin berat jika pasangan masih harus tinggal serumah dengan mertua, karena ketegangan bisa muncul setiap hari.

Apa yang sebaiknya dilakukan pasangan yang menghadapi kondisi sulit ini?

1. Bangun kesolidan sebagai pasangan

Hal pertama yang harus diutamakan adalah menjaga kekompakan suami dan istri. Jangan biarkan tekanan dari luar, termasuk mertua, merusak komunikasi dan kepercayaan satu sama lain. Pasangan perlu saling mendukung dan berdiskusi secara terbuka tentang perasaan, harapan, dan ketakutan mereka. Dengan saling memahami, mereka bisa menghadapi tekanan bersama sebagai satu tim.

2. Pisahkan masalah mertua dengan masalah rumah tangga

Banyak pasangan yang akhirnya bertengkar karena membawa masalah dengan mertua ke dalam hubungan mereka. Padahal, konflik dengan orang tua harus diselesaikan secara terpisah, bukan menjadi bahan saling menyalahkan. Ingat, mertua adalah orang tua pasangan, jadi penting menjaga agar masalah eksternal tidak merusak ikatan rumah tangga.

3. Tetap jaga sopan santun dan niat baik

Meskipun sulit, usahakan untuk tetap bersikap hormat kepada mertua. Hindari adu argumen yang emosional, apalagi membalas dengan perkataan atau tindakan yang kasar. Sikap sabar dan konsisten menunjukkan niat baik akan lebih mungkin meluluhkan hati mereka daripada konfrontasi.

4. Pertimbangkan untuk tinggal terpisah

Jika situasi sudah benar-benar menekan dan menimbulkan stres berat, pertimbangkan opsi untuk tinggal terpisah dari mertua. Ini bukan berarti memutus hubungan, melainkan memberikan ruang agar konflik tidak semakin besar dan pasangan dapat fokus membangun keluarga mereka sendiri dengan tenang.

5. Manfaatkan peran mediator

Bila komunikasi langsung buntu, cobalah melibatkan pihak ketiga yang netral dan dihormati, seperti tokoh agama, sesepuh keluarga, atau konselor keluarga. Kehadiran mediator bisa membuka jalan dialog yang lebih sehat dan mengurangi kesalahpahaman.

6. Jangan larang pasangan berbakti pada orang tuanya

Meskipun ada konflik dengan mertua, hindari menuntut pasangan untuk memutus hubungan dengan orang tuanya. Melarang pasangan berbakti justru bisa menimbulkan rasa bersalah yang kemudian menjadi sumber konflik baru dalam rumah tangga.

7. Bangun keluarga yang harmonis

Daripada hanya berfokus pada usaha membuat mertua menyetujui, lebih baik pasangan memusatkan energi pada membangun rumah tangga yang sehat, penuh cinta, dan saling menghormati. Kebahagiaan pasangan dan anak-anak nantinya akan menjadi bukti nyata keseriusan mereka dalam membina keluarga.

8. Jangan ragu mencari bantuan profesional

Jika tekanan penolakan mertua sudah membuat salah satu atau kedua pasangan mengalami stres berat, gangguan tidur, atau gejala depresi, sebaiknya segera berkonsultasi dengan psikolog keluarga atau konselor pernikahan. Bantuan profesional bisa memberi sudut pandang baru dan strategi praktis untuk mengatasi konflik.

Kesimpulan

Penolakan mertua memang menyakitkan, tetapi bukan alasan untuk meruntuhkan rumah tangga yang sudah dibangun. Dengan kesabaran, komunikasi yang sehat, dan sikap hormat meski sulit, pasangan tetap bisa menjalani pernikahan yang bahagia. Fokuslah pada kekompakan, tetap berbuat baik, dan ciptakan keluarga yang harmonis sebagai bukti nyata kesungguhan cinta kalian.

Posting Komentar