Cara Bijak Menghadapi Penolakan Mertua Terhadap Pernikahan Anak
Menikah seharusnya menjadi awal kehidupan baru yang penuh suka cita, tetapi bagi sebagian pasangan, kebahagiaan ini terganggu karena penolakan dari pihak mertua. Ada banyak alasan yang membuat mertua tidak setuju: perbedaan suku, latar belakang sosial, atau sekadar ketidaksukaan pribadi terhadap pilihan anaknya. Situasi ini semakin berat jika pasangan masih harus tinggal serumah dengan mertua, karena ketegangan bisa muncul setiap hari.
Apa yang sebaiknya dilakukan pasangan yang menghadapi kondisi sulit ini?
1. Bangun kesolidan sebagai pasangan
Hal pertama yang harus diutamakan adalah menjaga kekompakan suami dan istri. Jangan biarkan tekanan dari luar, termasuk mertua, merusak komunikasi dan kepercayaan satu sama lain. Pasangan perlu saling mendukung dan berdiskusi secara terbuka tentang perasaan, harapan, dan ketakutan mereka. Dengan saling memahami, mereka bisa menghadapi tekanan bersama sebagai satu tim.
2. Pisahkan masalah mertua dengan masalah rumah tangga
Banyak pasangan yang akhirnya bertengkar karena membawa masalah dengan mertua ke dalam hubungan mereka. Padahal, konflik dengan orang tua harus diselesaikan secara terpisah, bukan menjadi bahan saling menyalahkan. Ingat, mertua adalah orang tua pasangan, jadi penting menjaga agar masalah eksternal tidak merusak ikatan rumah tangga.
3. Tetap jaga sopan santun dan niat baik
Meskipun sulit, usahakan untuk tetap bersikap hormat kepada mertua. Hindari adu argumen yang emosional, apalagi membalas dengan perkataan atau tindakan yang kasar. Sikap sabar dan konsisten menunjukkan niat baik akan lebih mungkin meluluhkan hati mereka daripada konfrontasi.
4. Pertimbangkan untuk tinggal terpisah
Jika situasi sudah benar-benar menekan dan menimbulkan stres berat, pertimbangkan opsi untuk tinggal terpisah dari mertua. Ini bukan berarti memutus hubungan, melainkan memberikan ruang agar konflik tidak semakin besar dan pasangan dapat fokus membangun keluarga mereka sendiri dengan tenang.
5. Manfaatkan peran mediator
Bila komunikasi langsung buntu, cobalah melibatkan pihak ketiga yang netral dan dihormati, seperti tokoh agama, sesepuh keluarga, atau konselor keluarga. Kehadiran mediator bisa membuka jalan dialog yang lebih sehat dan mengurangi kesalahpahaman.
6. Jangan larang pasangan berbakti pada orang tuanya
Meskipun ada konflik dengan mertua, hindari menuntut pasangan untuk memutus hubungan dengan orang tuanya. Melarang pasangan berbakti justru bisa menimbulkan rasa bersalah yang kemudian menjadi sumber konflik baru dalam rumah tangga.
7. Bangun keluarga yang harmonis
Daripada hanya berfokus pada usaha membuat mertua menyetujui, lebih baik pasangan memusatkan energi pada membangun rumah tangga yang sehat, penuh cinta, dan saling menghormati. Kebahagiaan pasangan dan anak-anak nantinya akan menjadi bukti nyata keseriusan mereka dalam membina keluarga.
8. Jangan ragu mencari bantuan profesional
Jika tekanan penolakan mertua sudah membuat salah satu atau kedua pasangan mengalami stres berat, gangguan tidur, atau gejala depresi, sebaiknya segera berkonsultasi dengan psikolog keluarga atau konselor pernikahan. Bantuan profesional bisa memberi sudut pandang baru dan strategi praktis untuk mengatasi konflik.
Kesimpulan
Penolakan mertua memang menyakitkan, tetapi bukan alasan untuk meruntuhkan rumah tangga yang sudah dibangun. Dengan kesabaran, komunikasi yang sehat, dan sikap hormat meski sulit, pasangan tetap bisa menjalani pernikahan yang bahagia. Fokuslah pada kekompakan, tetap berbuat baik, dan ciptakan keluarga yang harmonis sebagai bukti nyata kesungguhan cinta kalian.
Posting Komentar
Karena saya percaya pengalaman Anda adalah berharga bagi keluarga lainnya.